Rafael menerangkan pemadaman dilakukan secara manual yakni dengan sedikit air, kain basah dan ranting-ranting pohon.
"Kita juga pakai tangki untuk semprot rumput. Masuk areal Lamawolo ini sejak dua hari lalu. Kemarin subuh sampai tadi malam kami sudah mendaki. Lalu tadi jam 10 pagi kita mendaki lagi ke atas sampai siang baru kita pulang," kata Rafael saat ditemui di Kompleks Rumah Adat Lamariang, tempat mereka beristirahat, Rabu (9/9/2020).
Rafael menuturkan masalah medan yang sulit dan jauh juga menyulitkan mereka melakukan distribusi air sampai ke lokasi kebakaran. Meski demikian, berbagai upaya pemadaman akan terus dilakukan karena mereka tidak mau api menjalar masuk sampai ke kompleks rumah adat atau pemukiman warga.
Inisiatif warga melakukan pemadaman sangat luar biasa. Jika tampak dari pemukiman kobaran api semakin membesar dan meluas, maka beberapa orang warga sudah ke lokasi pada malam hari.
Di sana selain memadamkan api, mereka juga akan berjaga-jaga sambil memadamkan puing-puing pohon yang masih ada nyala bara api.
Bantuan tenaga dari warga lainnya juga datang membantu saat matahari terbit.
Setelah beberapa titik api berhasil dipadamkan, mereka kemudian membuat semacam jalur api supaya tak ada kobaran api yang merambat lagi.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Kehutanan Kabupaten Lembata
Linus Lawe menegaskan pihaknya mengerahkan kekuatan penuh membantu masyarakat memadamkan api di lereng gunung.
Linus memimpin langsung 15 personil polisi hutan melakukan pemadaman bersama warga Desa Jontona dan Todanara.
"Kita memang butuh pemandu warga lokal," kata Linus.
Terkait masalah kebakaran ini, pihak kehutanan juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi sampai ke pemerintah pusat.
"Dengan cara apa saja kita harus kasi mati. Kita antisipasi supaya jangan lewat kali aliran dari gunung. Kami sudah ambil koordinat itu masuk kawasan hutan dan semua tanaman itu dilindungi," tandasnya.
"Ini jadi tanggungjawab kita semua bukan hanya pemerintah saja. Kita harus cegah sebelum kejadian," tambahnya.
Linus memaparkan Kawasan hutan lindung Ile Lewotolok rtk 90 itu total seluas 5.000 hektare.
Namun sampai saat ini pihaknya belum mendata pasti berapa luas kawasan yang sudah terbakar dari total 5.000 hektare itu.
Linus sendiri mengapresiasi aksi cepat warga Jontona dan Todanara yang bergotong royong memadamkan api secara swadaya.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Sudah Seminggu Kawasan Hutan Lindung Ile Lewotolok Dilalap Api