Baca tanpa iklan
Saat itu, dalam sehari Ranya bisa menghabiskan hingga dua cup boba. Seminggu bisa 3-4 hari ia minum boba.
Akibatnya kebiasaannya itu. gula darah di badannya menumpuk, hingga ia mengalami lumpuh sementara.
"Dokter bilang, harusnya kalau ada turunan diabetes udah bisa takar gula, cuman kan aku nggak tahu ya kalau ternyata aku yang kena," kata Ranya saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/9/2020).
Meski, dalam keluarganya ada keturunan diabetes, namun diakui wanita berusia 20 tahun itu, kadar gulanya bisa berlebih karena kebiasaannya mengonsumsi boba.
Baca: Viral Ratusan Pengunjung Abai Protokol Kesehatan dan Nikmati Live Music, Kafe Broker Kini Disegel
Ditambah lagi, dirinya jarang berolahraga dan pola hidup yang tak sehat.
"Iya (karena keseringan minum boba), terus aku juga jarang olahraga sebelum kena penyakit ini."
"Habis minum atau makan manis langsung tidur. Jelek banget deh pokoknya pola hidupnya."
"Makan juga nggak diatur, bisa tiga centong nasi kalau pas lauknya aku suka," papar wanita asal Bekasi, Jawa Barat ini.
Untuk menurunkan gula darahnya itu, selain melakukan fisioterapi, Ranya juga harus puasa nonsugar selama tiga bulan.
Selain itu, ia juga mengubah pola hidupnya dengan rutin berolahraga dan makan-makanan yang bergizi.
"Olahraga ketat, pagi dan sore. Pagi senam, siang chloe ting, sorenya aku sepedaan atau jalan keliling komplek," terangnya.
Baca: Kafe di Bekasi Disegel Petugas Setelah Foto Kerumunan Pengunjung Nikmati Musik Tanpa Masker Viral
Tak hanya itu, selama tiga bulan itu, Ranya juga sangat mengurangi mengonsumsi nasi putih.
"Aku cuma makan nasi tiga sendok aja, sisanya kalau mau kenyang makan lauknya, sayur dan buah," ucap dia.
Ranya bersyukur, dengan kerja kerasnya menerapkan pola hidup sehat dan menghilangkan kebiasaan buruknya, kini kondisinya sudah membaik.