"Waktu itu ada sepeda treadmill di luar negeri. Melihat itu saya berpikir untuk bisa membuatnya. Karena saya pikir di Indonesia sendiri belum ada yang membuatnya," katanya.
Sulaji melanjutkan, ia memang sudah lama mendapatkan ide pembuatan sepeda treadmill.
Namun, baru di bulan Juli tahun 2020 idenya terealisasikan.
"Buatnya itu bulan tujuh dan di bulan sembilan (September, red) baru jadi," imbuhnya.
Sulaji mengaku membuat sepeda treadmill perkara gampang-gampang susah.
Awalnya, ia mengumpulkan bahan-bahan, seperti kerangka sepeda, roda, dan treadmill.
Bahan-bahan di atas ada yang miliknya sendiri dan juga ada yang perlu dibeli.
"Itu rangka sepeda saya potong, sedangkan treadmill di rumah 9 tahun menganggur. Dulu waktu masih baru treadmill sering saya pakai, pas badan tidak enak. Tapi lama sudah nganggur," urai Sulaji.
Sedangkan, bagi Sulaji, bagian tersulit dalam merakit sepeda treadmill adalah menghubungkan rangkaian treadmill ke bagian roda.
Bahkan, di tahapan ini, dirinya perlu perpikir keras selama 1 bulan lamanya dan membongkar pasang bagian tersebut sebanyak 3 kali.
Setelah berjuang keras, akhirnya Sulaji dapat menikmati sepeda treadmill buatannya sendiri.
"Biasanya dipakai olahraga saya dan anak saya," kata dia.
Disinggung memakan biaya berapa sepeda uniknya, Sulaji tidak dapat menyebutnya secara pasti.
Namun, dirinya memberikan kisaran uang yang ia keluarkan sekitar Rp 10 juta.