Satu di antara warga yang rumahnya berdampingan dengan rumah korban, Isnaini mengatakan sejak dua hari sebelum kejadian rumah korban memang tampak selalu tertutup dan sepi.
Dikatakannya, tidak ada tanda-tanda keributan ataupun suara teriakan apapun sebelum mayat itu ditemukan.
Dia mengetahui adanya mayat tersebut lantaran ada keluarga korban yang mendatangi rumah yang tertutup itu.
Penemuan mayat bermula saat adanya keluarga korban menelepon nomor handphone korban berkali-kali, namun tak diangkat.
Lantas merasa penasaran dan khawatir keluarga korban dari Sungai Ambawang itu pun, dikatakannya, langsung mendatangi rumah korban.
Sesampainya di rumah korban, pintu memang terlihat tertutup.
Hingga keluarga pun, lanjut Isnaini, langsung mendobrak.
Dengan sontak dan terkejut setelah didobrak kabar mengejutkan Ibu dan anak perempuan itu sudah ditemukan terkapar tak bernyawa di lantai.
"Kami pas dengar orang teriak terkejut, pas kita cek rupanya ada ibu dan anak sudah meninggal dalam keadaan terbaring ke kiri ngadap ke timur di lantai dekat pintu dan kursi," ujarnya.
Dikatakannya, anak dari ibu itu masih berstatus mahasiswa yang menjalani pendidikan di kampus Pontianak.
Ia pun menduga bahwa meninggalnya dua wanita ini, diduga akibat dipukul, karena darah yang ada tak terlalu banyak.
"Mungkin dipangkong, karena darah enggak banyak," katanya.
Kasus pembunuhan ibu dan anak ini bukanlah kali pertama terjadi.
Catatan Tribunnews, sejak awal 2020 setidaknya ada 3 kejadian serupa di sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya Jambi, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).