TRIBUNNEWS.COM - Virus corona masih merebak di sejumlah wilayah Indonesia.
Sebanyak 24 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19.
Sejak Jumat (2/10/2020), Gedung Menara Wijaya Sukoharjo yang merupakan tempat para ASN positif Covid-19 itu bekerja ditutup untuk proses sterilisasi.
Penutupan rencananya berlangsung hingga besok, Minggu (4/10/2020).
"Minggu kemarin kita dapatkan 24 ASN positif Covid-19."
"Mereka tersebar di beberapa OPD (organisasi perangkat daerah), tidak dalam satu titik," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo Yunia Wahdiyati saat dihubungi, Sabtu (3/10/2020).
Baca: Survivor Covid-19 : Jangan Dikucilkan, Pasien Covid-19 Butuh Support System
Baca: Maruf Amin Ingin Forum Zakat Berperan Pulihkan Ekonomi Masyarakat Terdampak Covid-19
Baca: UPDATE Kasus Corona di Indonesia 3 Oktober: Pasien Sembuh Bertambah 3.712, Total 225.052
Para ASN positif terinfeksi virus corona tersebut diketahui dari hasil tracing kasus sebelumnya dan ada dari hasil pemeriksaan screening massal.
Perempuan yang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo ini menambahkan, para ASN positif Covid-19 itu sebagian besar tanpa gejala atau asimtomatik.
"Rata-rata OTG. Mereka menjalani karantina mandiri di rumah," terang Yunia.
Karena tersebar di beberapa OPD, pihaknya melakukan pelacakan terhadap kontak erat dan dekat ASN positif Covid-19.
Baca: Meninggal Akibat Covid-19 Karena Imunitas Lemah, Dirjen PRL KKP Sempat Berbagi Foto ke Mahfud MD
Tracing kontak bertujuan untuk memutus rantai penyebaran dan penularan virus corona.
"Karena ini tersebar di beberapa OPD, hampir semua OPD kami lakukan pemeriksaan tes swab. Hampir 600 orang kami tes swab," terang dia.
Sampel swab 600 kontak erat dan dekat itu masing-masing dikirim ke laboratorium milik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) dan RSUD Dr Moewardi.
Yunia mengungkap, ada banyak klaster penularan dan penyebaran Covid-19 di Sukoharjo.
Baca: Mahfud MD Miris 17 Persen Masyarakat Tak Percaya Covid-19, Sementara Korbannya Sudah Berjuta-juta