"Kalau dulu dapat Rp 30 ribu, ini bawa dia jadi bisa dapat Rp 50 ribu. Bisa cukup-cukup uang susu dia."
"Banyak yang kasihan liat dia jadi kadang dikasih-kasih. Pernah dikasih mainan juga," ujarnya.
Sama halnya dengan Diah, pengemis dengan membawa gendongan juga kian menarik perhatian.
Tampak seorang pengemis berkeliling dengan menyodorkan mangkuk plastik kecil ke kaca mobil.
Seorang pengemis yang tak ingin disebut namanya mengungkapkan ini baru minggu ketiga ia membawa anak tetangganya pergi dari siang ke sore hari.
Menurut warga sekitar, para pengemis pembawa bayi ini di persimpangan lampu merah Jalan Krakatau akan semakin ramai jelang siang hari.
Baca: Nasib Gadis Pengemis Berubah Drastis Setelah Wajahnya Viral di Medsos, Kini Jadi Selebgram Kaya
"Kita disimpang sini dari pagi sampe siangan. Bawa anak ini karena lihat kawan lain bawa anak penghasilannya meningkat. "
"Jadi izin lah bawa anak tetangga, pulang ku belikan makanan sama susunya. Anakku dah besar, gak bisa ikut lagi," ujar pengemis tersebut.
Dulunya, ia berprofesi sebagai penjual rokok. Namun karena pandemi ini, ia mencoba peruntungan lain dengan jadi pengemis.
Setiap harinya, pengemis ini menghasilkan kurang lebih Rp 50 ribu.
Namun jika akhir pekan, ia mampu meraup hingga mencapai Rp 100 ribu.
"Sebenarnya gak tega juga bawa anak ini, kadang aku kasih susu botol kalau lagi istirahat."
"Ya gak lama-lama juga, jam 3 atau jam 4 udah pulang. Mau gak mau juga ajak dia ini, cuma cari nafkah juga kan," pungkasnya.
(Tribun-Medan.com/Kartika Sari)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pengemis Gendong Anak di Medan Kian Marak saat Pandemi, Pengakuannya Penghasilan Meningkat