News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ASN Kejari Diduga Dianiaya hingga Tewas, Kaki & Tangan Diikat Lalu Dipukuli, Makamnya Kini Dibongkar

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembunuhan- Makam seorang ASN Kejari dibongkar untuk kepentingan autopsi. Korban diduga dianiaya sebeum meninggal.

TRIBUNNEWS.COM- Makam seorang ASN Kejari dibongkar untuk kepentingan autopsi.

Korban diduga dianiaya sebeum meninggal.

Kaki dan tangan korban diduga diikat lalu dipukuli setelah terlibat pertengkaran dengan warga.

Seorang ASN Kejari Labuhanbatu Taufik Hidayat tewas dianiaya di parit pembuangan kotoran sapi di Jalan Sukarela, Gang Sena, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Selasa (22/9/2020) malam lalu.

Jasad Taufik Hidayat sempat dimakamkan di TPU Muslim Jalan Thamrin Medan, 23 September 2020, tanpa diautopsi hingga akhirnya dibongkar lagi, Sabtu (3/10/2020) siang.

Kapolsek Percut Seituan AKP Ricky Pripurna Atmaja mengatakan pembongkaran makam mendiang dilakukan karena ada indikasi korban dianiaya sebelum meninggal dunia.

Penyebab korban meninggal sendiri akibat gagal pernafasan karena hasil autopsi ada lumpur di saluran pernafasan dan pencernaan.

"Sudah ada satu orang kita tahan dan statusnya tersangka.

Ada beberapa orang dan identitasnya sudah diketahui.

Dan mereka kita tetapkan tersangka saat ini dalam pengejaran kita.

Saksi saat ini sudah delapan orang kita mintai keterangannya," ujar Ricky saat pembongkaran makam korban di TPM Kayu Besar Jalan Thamrin Medan.

Selain itu Ricky juga mengatakan bahwa keterlibatan seorang tersangka yang saat ini sudah ditahan adalah yang ikut melakukan penganiayaan.

"Perannya ikut menganiaya," ujarnya.

Baca: Suami Bunuh Istri & Anak, Awalnya Kesal Ada Video Porno di Ponsel hingga Korban Minta Cerai

Baca: Terungkap Identitas Pria yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Jalan, Diduga Korban Penganiayaan

Pembongkaran makam korban dilakukan untuk kepentingan autopsi.

Dari temuan yang terlihat dokter mengakui kecenderungan korban meninggal akibat gagal pernafasan.

Dirinya menegaskan bagi warga yang sudah ditetapkan sebagai tersangka agar menyerahkan diri sebelum tindakan tegas, keras dan terukur.

"Segera menyerahkan diri," pungkasnya.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Labuhanbatu, Kumedi, tak menduga anak buahnya Taufik Hidayat meninggal dunia karena karena dibunuh.

Hal itu dikarenakan menurutnya, bawahannya itu dikenal pendiam dan tak banyak bicara bila bekerja.

"Jujur, saya sendiri masih belum percaya kalau Taufik Hidayat itu meninggal dunia karena dikeroyok," ujarnya saat dihubungi T r i bun Medan, Sabtu (3/10/2020) malam.

Pasalnya, ia menganggap Taufik Hidayat memiliki pribadi yang baik dan tidak terlalu banyak bicara.

"Tidak banyak bicara, dia itu pendiam. Diakan bagian TU, bukan jaksa.

Namun walaupun begitu dia tetaplah bawahan saya, dan saya tahu dia," kata Kumedi.

Ia mengatakan bahwa bawahannya itu juga memiliki hak untuk kasusnya diusut hingga tuntas.

Pasalnya menurutnya kepergian bawahannya dikatakan tidak wajar.

"Sebab dia inikan juga warga negara Indonesia yang memiliki hak.

Apalagi dia meninggalnya tidak wajar, dan bisa dibilang kontroversial," katanya.

"Mengapa, karena kita lihat dari pertama kali ditemukan, dia dinyatakan seperti orang gila lari-lari.

Namun setelah itu dia matinya di kubangan kotoran sapi.

Itukan sangat tidak wajar.

Namun, setelah seperti ini terungkap kitapun tidak menduga kalau dia itu sebenarnya meninggal dibunuh," katanya.

Kumedi menjelaskan, bawahannya tersebut sebelumnya memang memiliki sakit, hingga sering izin untuk pulang ke Medan.

"Dia sering izin sama saya, dia izin mau berobat ke Medan.

Namun sampai saat ini saya tidak begitu paham penyakit apa yang dideritanya," ujarnya.

Awalnya sakit dan kecelakaan adalah pertimbangan keluarga korban agar tidak melakukan autopsi.

Namun setelah dilakukan penyelidikan, banyak ditemukan kejanggalan.

Kumedi mengatakan meski jasad Taufik Hidayat ditemukan dalam kondisi tidak wajar itu dan keluarga sempat tak curiga.

Dikatakannya keluarga korban sempat tak ingin melakukan autopsi dan langsung meminta untuk langsung dimakamkan.

"Namun, atas arahan kami dan hasil penyelidikan dari kepolisian, terdapat seperti luka tusuk di wajah korban.

Sehingga keluarga meminta untuk dilakukan autopsi agar kejadian itu menjadi terang benderang," katanya.

Bahkan Kajari Labuhanbatu itu sempat menyebutkan bahwa pelaku pengeroyokan ini lebih dari lima orang, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Plt Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) Karya Graham mengutip keterangan Kasi Intel Syahron Hasibuan, mengatakan jasad korban ditemukan Selasa 22 September 2020 sekira pukul 22.00 Wib di Jalan Terusan Gang M Yusuf Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Seituan.

Lalu abang korban, Muhammad Nuh Hareko tiba di TKP ingin melihat kondisi korban tetapi tidak diizinkan warga dan korban pada saat itu sudah dalam kondisi tertutup kain.

Warga meminta agar segera membawa korban ke rumahnya.

"Pada saat dilihat oleh keluarga jenazah dalam kondisi memar bekas luka di wajah dan badan, lebam biru di bagian dada, pergelangan tangan, kaki dan dari hidung terus keluar darah mulai ditemukan sampai dikuburkan keesokan harinya."

Kamis 24 September 2020, Muhammad Nuh Hareko mendapat informasi dari warga sekitar lokasi kejadian bahwa korban meninggal karena tindakan kekerasan yang diduga dilakukan masyarakat di sekitar lokasi kejadian.

"Awalnya TH terlibat pertengkaran dengan seorang warga setempat kemudian terjadi perkelahian.

Lalu warga lain marah dan mengikat kaki serta tangan TH.

TH dipukuli dan pada saat itu banyak yang melihat kejadian," ujarnya.

Selanjutnya Muhammad Nuh Hareko membuat laporan polisi terkait tindak kekerasan.

Kumedi mengatakan perkembangan terbaru pihak kepolisian sudah menangkap warga diduga sebagai pelaku kekerasan.

Ia mengatakan penyidik telah melakukan autopsi jasad Taufik Hidayat dan ditemukan beberapa bukti baru.

"Dan berdasarkan informasi dari kepolisian bahwa tim forensik menemukan gumpalan darah di bagian kepala sebelah kiri, dada, pipi kiri, dan lumpur di bagian pernapasan dan lambung.

Meski Kapolsek Percut Seituan belum berani menyimpulkan tetapi dokter forensik menyimpulkan meninggal karena gagal pernapasan," katanya.

"Yang jelas ditemukan fakta baru dimana banyak terdapat tanda tanda kekerasan terhadap almarhum," katanya.

Ia berharap kasus ini agar diselesaikan secara profesional oleh penyidik Polri dan ia juga mempercayakan seluruhnya kepada a pihak kepolisian.

"Kami berharap dan menyerahkan penyelidikan selanjutnya kepada pihak kepolisian," pungkasnya.

Dikatakannya, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi para Jaksa dan jajarannnya.

"Ya, kejadian ini harus kita jadikan pelajaran untuk mengevaluasi diri saya dan jajaran," kata Kumedi.

Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu apa motif pembunuhan Taufik Hidayat.

"Saya meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas perkara Taufik Hidayat ini," kata Kumedi.

Selama kasus ini berjalan, Kumedi selalu mengupdate informasi terbaru pada atasan dan rekannya di Kejaksaan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan para pimpinan, baik Kajati, Kejagung.

Bahkan Kajari Deliserdang saya selalu berkoordinasi baik.

Saya selalu update dalam perkara ini, karena ini menyangkut nasib bawahan saya," ujarnya.

"Kami juga, berterimakasih kepada rekan rekan media yang sudah memberitakan kinerja kepolisian, agar bapak-bapak polisi lebih semangat mengusut kasus ini," pungkasnya. (cr2/tri bun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Pulkam ke Medan Staf Kejari Labuhanbatu Taufik Hidayat Tewas Dikeroyok, Dimakamkan tanpa Diautopsi"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini