Mereka tergiur dengan harga jual bunga ini mencapai puluhan juta rupiah .
“Jadi saat ini warga Simpang Jernih, banyak tergiur mencarinya (bunga Janda Bolong) karena harganya mahal. Sama seperti saat ngetren batu giok, dan kayu alim,” ungkap Rahmadsyah.
Sebagian warga Simpang Jernih selama ini, jelas Rahmad, sudah ada yang menemukan bunga sejenis bunga janda bolong di kawasan hutan dan dijual dengan harga bervariasi.
Sebelumnya diberitakan, Abubakar (40), warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, dilaporkan hilang di hutan saat pergi mengembala kerbaunya.
Korban hilang di kawasan hutan Dusun Pulo Minta, Desa Ranto Panjang, Kecamatan Simpang Jernih.
Rahmadsyah, Camat Simpang Jernih, Aceh Timur, mengatakan, Keuchik Gampong Batu Sumbang, Wahidin (40) telah melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Simpang Jernih.
Menurut informasi dari Wahidin, korban hilang sejak Jumat (2/10/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Korban pergi mengembala kerbau pada Jumat ke kawasan hutan Pulo Munte, namun korban tak kunjung pulang ke rumahnya,” ungkap Rahmadsyah.
Kronologis awal
Seperti diberitakan sebelumnya, Abubakar (40) warga Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, dinyatakan hilang di hutan saat mengembala kerbaunya Jumat (2/10/2020).
Ternyata, korban sempat minta izin kepada dua teman yang ikut bersamanya saat itu.
Korban minta izin kepada kedua temannya untuk pergi mengembala kerbaunya.
Kedua saksi atau teman korban, menceritakan hal itu, kepada Wahidin Keuchik Gampong Batu Sumbang.
"Kedua saksi ikut bersama korban saat itu, sebelum korban hilang," ungkap Rahmadsyah Camat Simpang Jernih, kepada Serambinews.com, mengutip keterangan Wahidin, saat melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Simpang Jernih.