News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keponakan Atmanto Tak Bisa Jualan Setelah Gerobak Dagangannya Rusak Imbas Penyerangan di Klaten

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Armanto menunjukkan gerobak jaualan kepel milik keponakannya yang dirusak sekelompok massa di daerah Pedan, Klaten, Senin (5/10/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Aksi penyerangan sekelompok massa yang terjadi di kawasan Pasar Pedan, Desa Sobayan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Minggu (4/10/2020) malam mengakibatkan gerobak dagangan milik warga rusak.

Warga yang berada di lokasi kejadian, Atmanto (53) mengatakan gerobak dagangan milik keponakannya rusak akibat insiden penyerangan.

Gerobak itu digunakan untuk berjualan kuliner khas Pedan, kepel, sehari-harinya.

"Kaca gerobak milik keponakan saya pecah," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).

Bahkan, kepel yang telah selesai digoreng tak habis dijual akibat insiden penyerangan itu.

"Itu gorengan kemarin malam," ucapnya.

"Sebelum kejadian itu masih jualan," jelasnya.

"Kemudian langsung lari masuk," ujarnya.

Atmanto belum bisa menaksir kerugian yang didera keponakannnya itu.

"Belum bisa ditaksir, karena ini tidak bisa jualan," terangnya.

"Padahal ini untuk gantungan hidup sehari-hari," ucap dia.

Dia menyayangkan peristiwa yang terjadi malam tadi.

Sebab, kejadian itu membuat takut warga bahkan anak-anak.

Baca: Kapolres Klaten Pastikan Kasus Penyerangan di Pedan Tak Ada Unsur Politik, Murni Masalah Pribadi

"Nominal tidak seberapa, yang kita khawatirkan psikisnya," terangnya.

"Dampak psikisnya mahal itu," tambahnya.

Sampai saat ini, ketakutan masih dirasakan Atmanto dan keponakan pasca insiden penyerangan.

"Ketakutan, trauma panjang itu belum tentu satu dua minggu pulih," ucap Atmanto.

Tak Terkait Politik

Sebelumnya, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu memastikan penyebab dari penyerangan yang terjadi di Kecamatan Pedan, Klaten bukan karena masalah politik.

Kapolres memastikan hal ini lantaran aksi penyerangan tersebut terjadi di tengah masa Pilkada Klaten 2020.

Sehingga, sejumlah orang banyak yang berasumsi jika kejadian tersebut disebabkan karena masalah politik.

"Tak ada unsur politik di sini," kata Kapolres, Minggu (4/10/2020).

"Ini murni kasus pribadi," imbuhnya.

Isu politik ini berkembang di sejumlah media sosial.

Baca: Aksi Tawuran di Pedan Klaten Berawal dari Utang Rp 100 Ribu, Berujung Pengeroyokan dan Perusakan

"Namun dengan berkembangnya di sosial media, diinformasikan di sosial media dan teman-temannya datang dan terjadi keributan," ujarnya.

Edy mengaku mendapat informasi insiden ini merupakan kesalahanpahaman antar pihak.

Dari informasi yang dihimpun, permasalahan bermula saat empat orang menagih utang sebesar Rp 100 ribu kepada warga di Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten bernama ucup.

Saat datang, Ucup meminta agar mereka datang pukul 20.00 WIB.

Namun, keempat orang tersebut tak terima dan menghajar warga tersebut dengan sebatang besi.

Setelah menghajar Ucup, keempat orang itu pergi meninggalkan rumah Ucup.

Salah satu gerobak milik Warga Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten dirusak oleh sekelompok orang bercelana hitam, Minggu (4/9/2020). (Istimewa)

Sebelum meninggalkan TKP, keempat orang tersebut sempat merusak salah satu gerobak milik warga setempat.

Lalu, sekitar pukul 19.30 WIB, datang sekelompok orang mendatangi TKP kembali.

Mereka datang kembali dengan massa yang lebih banyak.

AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan tersebut sekitar pukul 20.00 WIB.

"Kami langsung ke lokasi dan membubarkan kerumunan tersebut," kata dia.

Melihat Polisi yang mulai datang, sekelompok massa tersebut langsung membubarkan diri.

Sekelompok orang yang diduga terlibat dalam penyerangan di Pedan, saat diamankan di Mapolres Klaten, Minggu (4/10/2020). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Namun, sebagian dari mereka berhasil diamankan di bawa ke Mapolres Klaten.

Ia menambahkan kasus ini murni karena masalah pribadi yang disebarkan di sosial media.

"Untuk korban sementara baru satu dan masih kami identifikasi serta dilakukan visum." jelas Kapolres.

"Selain itu juga ada satu orang kami amankan yang membawa sajam dan saat ini, kami periksa," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Nestapa Penjual Kepel di Pedan Klaten, Gerobaknya Dirusak hingga Tak Bisa Berjualan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini