TRIBUNNEWS.COM, SIANTAR-- Wali Kota Siantar Hefriansyah Noor mencopot Plt Direktur Utama RSUD Djasamen Saragih merangkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Siantar, Sumatera Utara.
Langkah tegas ini sebagai buntut kasus petugas laki-laki di RSUD Djasamen Saragih yang memandikan jenazah wanita.
Selain dicopot sebagai Plt Dirut RSUD Djasamen Saragih. jabatan dr Ronald Saragih yaitu Kadis Kesehatan Siantar turut melayang.
Pencopotan dilakukan setelah adanya aksi menekan pemkot setempat usai terjadi jenazah wanita yang dimandikan oleh petugas pria.
Bukan hanya Ronald Saragih, Wali Kota juga mencopot beberapa direktur RSU Djasamen Saragih lainnya.
Baca: Nekat Menyusup ke Rumah Duka, Pria Ini Perkosa Jenazah Covid-19, Dipenjara 3 Tahun
Tidak hanya Ronald, tiga Wakil Direkturnya juga ikut dicopot.
Bahkan, jabatan Ronald sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Siantar ikut melayang gegara masalah ini.
"Saya panggil kepala BKD, tuntutan pertama terhadap tindakan direktur rumah sakit dan direksi akan kami berhentikan.
Kebetulan beliau (Ronald) juga Plt, sehingga saya mudah melakukan tindakan," kata Hefriansyah, saat menghadapi ratusan massa ormas Islam yang melakukan aksi di Lapangan Adam Malik Kota Siantar, Senin (5/10/2020).
Baca: Warga Jerit-jerit Histeris Lempari Mobil Ambulans, Tolak Jenazah Pasien Reaktif Covid-19
Pada kesempatan itu, Hefriansyah juga mengutuk keras tindakan un-prosedural yang dilakukan petugas RSUD Djasamen Saragih Siantar.
Di hadapan ratusan massa, Hefriansyah yang gagal maju pada Pilkada 2020 ini meminta maaf secara tulus kepada masyarakat.
"Hari ini, saya juga memberhentikan sementara untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan peraturan dan regulasi aturan.
Itu kapasitas saya. Saya rasa tuntutan itu sudah diakomodir walaupun itu sudah menjadi catatan dan pertimbangan saya sebelum saudara saudara melakukan aksi," kata Hefriansyah, yang kemudian disambut pekik takbir massa aksi.
Baca: Tewas Dianiaya Setelah Dituduh Curi Ponsel, Jenazah Faisal Akhirnya Diautopsi
Dari pantauan Tribun Medan, seratusan anggota ormas Islam yang melakukan aksi ini awalnya melakukan longmarch, membawa bendera merah putih dan sejumlah poster berisikan kecaman.