Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja perempuan, Tasya Taek (13), menjadi korban kecelakaan beruntun yang terjadi di pertigaan antara Jalan Jambu dan Jalan Alfons Nisnoni, Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (5/10/2020) malam.
Ia disemayamkan di rumahnya yang berada di tengah Kampung Amnesi, Kelurahan Bakunase II, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Jenazah Tasya terbaring di peti setelah dipakaikan gaun putih dan sarung tenun motif Rote.
Pada pipi kiri Tasya, masih tampak warna merah, bekas luka lebam yang mengering akibat kecelakaan semalam.
Baca: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Simpang Jogonalan Klaten, Pikap Hitam Ringsek Bagian Depan
Sementara itu, ibunda Tasya duduk di atas dipan, persis di sisi kiri dari bagian kepala peti jenazah berwarna coklat itu.
Ia duduk sambil terus memegang bibir peti jenazah anak perempuannya.
Sejak pagi, beberapa silih berganti melayat jenazah remaja kelas VIII SMP 4 Kupang itu.
Tampak saudara juga para tetangga datang melayat.
Kepada kerabat, ibunya berkisah tentang perpisahan dengan putri nomor tiganya itu.
Baca: Detik-detik Kecelakaan di Kupang, Sopir dan Kernet Disebut Warga Melompat Sebelum Tabrakan
Ia tak menyangka, anak perempuannya pergi dalam keadaan seperti itu.
"Saya panggil-panggil nama Tasya terus tadi malam. Tahunya ada yang bilang sudah kecelakaan," kisah ibunya.
Sebelum kejadian, Tasya meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengantar tugas sekolah.
Saat itu, ia bersama kakak perempuannya, Amelia Taek (14).
Ayahnya kemudian meminta mereka untuk sekalian membuang bangkai anjing yang telah mati.
Menurut sang ibu, Tasya dan kakaknya berangkat menggunakan sepeda motor Honda Beat sekira pukul 18.30.
Saat itu, mereka membawa serta bangkai anak anjing yang rencananya akan di buang di bak sampah di lokasi SMPN 4.
Namun apa dikata, sekira pukul 19.30 Wita, beberapa tetangga memastikan keberadaan kedua putri itu.
Orang tua Tasya mendapat kabar soal kecelakaan yang menimpa Tasya dan kakaknya.
Mereka pun terpukul, apalagi mendengar kondisi terakhir kedua anak perempuan mereka.
Berdasarkan keterangan warga, Tasya yang menjadi salah satu korban kecelakaan beruntun itu meninggal di lokasi kejadian.
Mathias (56), salah seorang warga, menuturkan kecelakaan maut terjadi sekira pukul 20.00 Wita itu melibatkan lima kendaraan.
Baca: Permintaan Terakhir Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sleman, Ingin Kamar Tidurnya Direnovasi
Ia mengatakan, kecelakaan maut itu bermula saat mobil tangki air warna biru bergerak menurun dari arah Bakunase melalui jalan Jambu.
Ketika sampai di tikungan pertigaan Jalan Kancil dan akan berbelok ke arah Jalan Alfons Nisnoni.
Mobil tangki itu kemudian menabrak sepeda motor yang dikendarai Amelia Taek lalu menabrak pula mobil sedan Honda City warna silver yang keluar dari Jalan Kancil menuju Jalan Alfons Nisnoni.
Mobil tangki air tersebut menabrak bagian belakang Honda Jazz.
Tak hanya sampai di situ, mobil tangki air yang tidak bisa berbelok itu kemudian menabrak dua sepeda motor yang diparkir serta menabrak pembatas jalan.
Mobil tangki itu lalu menerobos bangunan pangkas rambut yang ada di sisi kiri jalan hingga masuk ke jurang yang dalamnya sekira 3 meter.
Baca: Permintaan Terakhir Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sleman, Kakek: Pas Sudah Terwujud Malah Ga Ada
Pengemudi mobil tangki itu, menurut saksi lainnya, melompat dan menyelamatkan diri sebelum mobil tangki nahas itu nyungsep.
Mobil tangki itu diduga mengalami rem blong saat kejadian sehingga melaju di jalan menurun tanpa dapat dikendalikan.
Kejadian itupun menjadi tontonan warga.
Hingga pukul 22.00 Wita, warga masih memenuhi lokasi kecelakaan.
Polisi berjaga di lokasi untuk mengatur arus lalu lintas yang padat akibat banyaknya warga yang menonton.
Informasi tersebut mengklarifikasi informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM sebelumnya yang menyebut bahwa delapan orang tewas dalam kejadian nahas itu.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Duka di Bakunase, Keluarga dan Tetangga Mulai Melayat Jenazah Tasya