TRIBUNNEWS.COM - Puluhan pelajar SMK yang mengikuti aksi massa mahasiswa demonstrasi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja melempar batu dan ricuh.
Aksi lempar batu itu terjadi saat rombongan pelajar SMK diarahkan ke Lapangan Korpri yang berada di depan kompleks gedung DPRD Lampung, Rabu (7/10/2020).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, pelemparan batu dan aksi ricuh terjadi saat massa pelajar SMK diadang masuk kompleks gedung DPRD Lampung dengan kawat berduri oleh aparat keamanan.
Kepolisian pun berusaha membubarkan konsentrasi massa pelajar SMK dengan menembakkan air dari kendaraan water cannon.
"Adik-adik mahasiswa tolong dibantu mengontrol adik-adik pelajar agar tidak ricuh," kata salah satu anggota kepolisian yang berusaha menenangkan massa.
Kericuhan yang sempat berlangsung hampir 20 menit itu bisa diredam setelah sejumlah mahasiswa bergabung pada massa pelajar SMK turun tangan.
Sementara itu, Aliansi Lampung Memanggil yang terdiri dari 3.000 mahasiswa se-Lampung meminta agar omnibus law UU Cipta Kerja dicabut.
"Kami bukannya tidak takut akan virus (corona). Tetapi kami lebih takut akan ketidakadilan yang akan terjadi setelah omnibus law berjalan," kata Jenderal Aliansi Lampung Memanggil, Irfan Fauzi Rachman.
Irfan menambahkan, pihaknya juga mengecam pemerintah dan DPR RI yang telah mengesahkan RUU Ciptaker secara diam-diam tanpa memperdulikan suara rakyat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja, Pelajar SMK Ricuh dan Lempar Batu"