Sejumlah dagangan ataupun gerobak pedagang lain juga hancur saat bentrokan pada aksi kali ini terjadi.
Bentrok Tak Terhindarkan
Suasana mencekam mewarnai aksi penolakan terhadap disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang digelar ribuan massa di halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel, Kamis (8/10/2020).
Tak hanya terjadi aksi saling kejar, lempar batu, air mineral dan guyuran gas air mata, ketegangan juga mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas yang berada di seputaran lokasi demo.
Pantauan di lapangan, dua motor polisi dan sebuah mobil Korps shabara yang terparkir di halaman luar gedung DPRD Sumsel tak luput menjadi bulan-bulanan kekesalan massa.
Baca: Siswa SMA Kibarkan Bendera Merah Putih, Nyanyikan Lagu Padamu Negeri saat Demo Tolak Omnibus Law
Mobil Korps shabara bahkan sampai terbalik dan mengalami kerusakan cukup parah akibat luapan dari massa yang merasa emosi.
Tak cukup sampai di situ, massa juga membakar spanduk dan kompor persis di tengah jalan.
Suasana baru kondusif setelah perwakilan massa dan aparat kepolisan saling berdiskusi dan memenangkan situasi.
Sementara itu beberapa mahasiswa yang terlibat aksi juga mengalami luka-luka.
Yoga (19) salah satu pendemo yang mengalami luka di bagian lutut mengatakan ia terjatuh saat berusaha lari menghindari semprotan gas air mata.
"Tadi jatuh ke aspal, untung tidak terinjak," ucapnya.
Yoga sangat menyayangkan adanya ketegangan yang terjadi saat aksi menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja berlangsung.
"Saya juga tidak tahu kenapa bisa begini. Padahal kan niat kami hanya ingin menyampaikan aspirasi menolak omnibus law. Mungkin ada pihak-pihak yang memprovokasi," ujarnya. (TribunSumsel.com/Shinta Dwi)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Pedagang Siomay Nyaris Terinjak-injak Saat Ada Demo di DPRD Sumsel, Bingung Dagangannya Hancur