News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Joget di Hajatan dengan ASN Perempuan Tanpa Masker, Bupati Blora: Masker Dilepas Saat Bernyanyi

Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video Bupati Blora, Djoko Nugroho bernyanyi dan berjoget tanpa masker di sebuah hajatan di wilayah Kecamatan Randublatung, Senin (12/10/2020).(Dokumen Warga Blora)

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, video yang memperlihatkan Bupati Blora Djoko Nugrohi beryanyi dan berjoget tanpa mengenakan masker viral di media sosial.

Hajatan tersebut berlokasi di wilayah Kecamatan Randublutang, Blora, Jawa Tengah, Senin (12/10/2020).

Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak Djoko berseragam dinas harian berduet dengan seorang aparatur sipil negara (ASN) perempuan yang juga berpakaian dinas serta tak mengenakan masker.

Saat dikonfirmasi, Djoko membenarkan jika ia adalah pria yang ada di video tersebut.

Ia berdalih datang ke hajatan tersebut menggunakan masker. Namun saat bernyanyi, ia mencopot masker yang ia kenakan.

Baca juga: Viral Video Calon Bupati Sidoarjo Joget Bareng Wanita di Tengah Kerumunan Orang, Ini Klarifikasinya

"Saya pakai masker, tanya saja yang punya hajat. Jadi masker dilepas saat bernyanyi," ujar Djoko, Senin (12/10/2020).

Di video tersebut, Djoko terlihat asyik bernyanyi dengan seorang perempuan berhijab yang menggunakan seragam ASN.

Mereka berdua sama-sama tak mengenakan masker termasuk dua biduan yang berdiri di samping mereka.

Djoko menyanyikan lagu Didi Kempot yang berjudul Tatu diiringi organ tunggal. Bupati Blora itu juga terekam mengajak tamu undangan untuk ikut bernyanyi bersama.

"Ayo lagi ya...Yang keras ya," seru Djoko di video tersebut.

Tangkapan layar video Bupati Blora, Djoko Nugroho bernyanyi dan berjoget tanpa masker di sebuah hajatan di wilayah Kecamatan Randublatung, Senin (12/10/2020).(Dokumen Warga Blora) (istimewa)

Dianggap tidak etis

Sementara itu Eko Arifianto, Koordinator Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) mengatakan tindakan yang dilakukan Bupati Blora dianggap tidak etis karena dilakukan tengah pandemi.

Menurutnya pejabat seharusnya memberikan contoh karena pemerintah berusaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Jadi kejadiannya siang awal pekan ini di Kecamatan Randublatung. Ini sangat memprihatikan. Kalau kata orang Jawa, jarkoni, iso ujar ora iso nglakoni, bisa berkata tapi tidak bisa melakukan," kata Eko.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini