News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Murah Meriah, Alat Pendeteksi Covid-19 'Made In' UGM Ini Perperkanalkan Saat Sowan ke Sultan HB X

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dari UGM,

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) pantang mundur dan terus mengembangkan alat pendeteksi Covid-19, GeNose.

Sejumlah suara sempat meragukan keampuhan alat tersebut, akan tetapi Tim UGM meyakini, alat ini bakalan menjadi alat yang efektif mendeteksi wabah yang sedang melanda ini.

Sesuai namanya, GeNose merupakan alat pengendus yang diciptakan agar mampu mendeteksi Covid-19 pada seseorang.

Alat ini diklaim mampu mendeteksi virus dengan waktu singkat yakni cukup dengan 80 detik.

Baca juga: Berusia 14 Tahun, Putra Donald Trump Positif Covid-19, Tanpa gejala

"Meski ada yang menyangsikan, buat kami itu tak masalah. Karena itu haknya para ilmuwan. Karena akademisi kan budayanya harus seperti itu. Scaptis tapi tetap terbuka," kata salah satu perwakilan peneliti GeNose UGM, dr. Dian Kusumapramudya Nurputra, saat sowan kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Senin (12/10/2020) kemarin.

Ia berprinsip, dalam mengemukakan inovasi atau temuan baru, menurutnya perlu adanya kolaboratif, open minded, dasar latar belakangnya jelas, dan terakhir bukti.

Baca juga: Kemenkes: Cara Paling Sederhana dan Efektif Cegah Penularan Covid-19 Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

Saat ini proses pengembangan temuannya telah mencapai tahap uji diagnosis yang menurutnya alat tersebut mampu mendeteski sampel sebanyak 100 tes.

"Nah bukti-bukti ini yang nantinya mampu menjawab keraguan beberapa kalangan," urainya.

Bahkan, proses uji diagnosis itu telah disebar ke sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY.

Baca juga: Update Covid-19 Global 15 Oktober 2020: Total Infeksi Dunia 38,7 Juta, Indonesia 344.749 Kasus

Proses bimbingan teknisnya juga sudah jalan.

Ia menegaskan, jika Surat Hasil Uji (SHU) telah disetujui oleh komite etik kedokteran dan instansi pendukung lain, diperkirakan pertengahan November nanti sudah mulai produksi.

"Ini sudah disebar semua untuk uji diagnosisnya ke sembilan rumah sakit rujukan. Kalau SHU-nya sudah keluar dan komite etik menyetujui, perkiraaan November sudah mulai produksi," tegas Dian.

Rencana tersebut masih akan berubah, lantaran menurut Dian, setelah uji diagnosis dan SHU keluar, timnya masih perlu presentasi lagi ke Kemenkes RI.

"Kalau Kemenkes bilang, oh alat ini sudah akurat. Maka surat izin edar akan dikeluarkan," urainya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini