Ia menjelaskan, alat pengendus Covid-19 ini terbilang efisien dan terjangkau.
Karena untuk satu kali uji coba, Dian mengklaim biaya yang dikeluarkan hanya sebesar Rp15 ribu.
"Karena itu dari hembusan udara. Kemarin butuh plastik untuk menampung, itu tidak menjadi hambatan. Memang plastiknya yang kemarin mahal bisa Rp40 ribu.
Di sini kami ada pak Petrus dari PT.YPTI. Beliau kami minta mendesain plastik penampung udaranya lebih murah hanya Rp10 ribu. Jadi untuk sekali uji biayanya hanya Rp15 ribu,"terang dia.
Selain hal itu, menurut Dian hambatan yang paling besar adalah tapahan uji diagnosis dan kelayakan edarnya.
Namun demikian ia menganggap jika proses tersebut harus dilakukan sesuai prosedur.
"Justru hambatan besarnya di situ. Serangkaian proses uji harus dilalui. Tapi itu semua bisa dipercepat," sambung Dian.
Sejauh ini tim peneliti dari UGM tersebut masih menargetkan temuan teknologi saat ini hanya sebatas alat skrining.
"Untuk saat ini kami masih terlalu dini jika menyebut itu alat diagnosis. Karena kami bisa mengklaim itu kalau uji diagnosisnya keluar," ungkap Dian.
Ia menambahkan, sejauh ini tingkat akurasi alat hanya berupa akurasi mesin. Sedangkan untuk mencapai target diagnosis, tim kedokteran UGM pelu meningkatkan sensitifitas, spesifisitas dan aspek lainnya.
"Kami perlu itu, makanya ini dalam uji diagnosis tujuannya untuk mencapai sensitifitas," tuturnya. (Tribunjogja/Miftahul Huda)
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:
- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sowan ke Sri Sultan HB X, FK UGM Kenalkan GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Murah Meriah