Laporan Wartawan Tribun Medan Dedy Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sejak dinyatakan hilang, Minggu (18/10/2020) lalu, hingga kini, Kamis (22/10/2020) tiga bocah di Langkat belum diketahui nasibnya.
Setidaknya 500 orang dari elemen Polres Langkat, Koramil, BPBD, Basarnas, Tagana, warga, ormas dan relawan yang dikerahkan mencari.
Kapolres Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga yang mengetahui kejadian ini sudah beberapa hari berada di sekitar lokasi kejadian, di Dusun Pulka Desa Namanjahe, Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Hari keempat upaya tambahan dilakukan dengan menurunkan anjing pelacak.
"Kami akan turunkan anjing pelacak dari Polda Sumatera Utara, untuk mencari tiga anak yang hilang. Berbagai upaya sudah dilakukan, hingga 500 orang yang membantu mencari keberadaan para korban," kata Humas Polres Langkat, Aiptu Yasir Rahman, di Stabat, Kamis (22/10).
Yasir Rahman menjelaskan, pencarian ke tiga bocah yang hilang itu masih terus dilakukan, terutama di lokasi tempat mereka terakhir terlihat oleh saksi warga sekitar.
Ketiga bocah bermain plosotan di bekas tanah timbunan yang baru dikeruk alat berat ekskavator.
"Bukti sementara yang ada, sesuai keterangan saksi bahwa ketiga anak yang hilang di Salapian sempat terlihat sedang melihat alat berat ekskavator yang lagi mengorek parit batas sekira pukul 10.30 WIB. Saksi melihat ketiga anak tersebut bermain plosotan di bekas timbunan tanah," jelasnya.
Sorang saksi, Epi mengaku melihat ketiga orang anak yang hilang di Salapian bermain di dekat pos palang kembar Areal perkebunan PT LNK Kebun Tanjung Keliling Salapian.
Namun, hingga pukul 14.00 WIB, ketiga anak tersebut belum kunjung pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang seperti biasanya.
Baca juga: Diduga Tergelincir Saat Pantau Banjir, Seorang ASN di Langkat Ditemukan Tewas Mengambang
"Sejauh ini memang belum juga ada tanda-tanda ditemukan, makanya pihak kepolisian akan melibatkan anjing pelacak dari Polda Sumatera Utara," jelasnya.
Spekulasi logika mistika pun menjadi dugaan sejumlah warga atas hilangnya ketiga anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini.
Warga dusun turut dibantu jasa paranormal yang diharapkan bisa melihat dimensi lain.