Menurut Wasis, hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan, karena warga sekitar tidak mempermasalahkan hal tersebut dan sudah menjadi tradisi sejak sekian lama.
Selain itu, Wasis menyebutkan sudah ada sejumlah alternatif jalan lain yang lebih mudah, namun warga memilih memotong melewati Sungai Seblumbung tersebut agar lebih dekat.
"Letak makam tersebut memang di pelosok dan merupakan makam kuno. Kalau dulu memang harus ke situ meskipun keadaan banjir, harus tunggu dulu hingga surut baru menyeberang," ucap Wasis, Rabu (21/10/2020).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, warga pun berinisiatif membuatkan jembatan dari bambu, namun saat banjir jembatan tersebut hanyut.
Baca juga: Tak Hanya Telantarkan Anak & Istri, Pria di Ponorogo Ini juga Hamili Anak SMA, Begini Nasibnya
Baca juga: Viral Sepasang Muda-Mudi Berbuat Mesum di Taman, Ini yang Dilakukan Satpol PP Ponorogo
"Setelah itu ada warga yang mewakafkan tanah di timur sungai untuk dijadikan makam agar warga tidak harus menyeberangi sungai, sehingga makam yang lama mulai ditinggalkan," lanjutnya.
Warga hanya ke makam yang lama ketika ada permintaan khusus, misalnya ingin satu makam dengan kerabatnya.
"Kalaupun begitu, juga tidak harus menyeberangi sungai, bisa memutar lewat dua jembatan. Memang agak jauh tapi jembatan itu bisa dilewati kendaraan bahkan mobil bisa sampai depan makam yang lama," lanjutnya.
Untuk itu, Wasis menyayangkan video yang beredar di media sosial yang seolah-olah membesar-besarkan masalah tersebut.
"Yang mengunggah itu orang luar Kelurahan Kadipaten tapi menikah dengan orang sini, jadi baru tahu kebiasaan itu dan serta merta divideokan dan diunggahkan. Padahal masyarakat sini biasa saja," jelasnya.
Wasis mengatakan, pihak kelurahan sudah memanggil pengunggah video tersebut untuk dimintai klarifikasi.
(Surya/Sofyan Arif Candra Sakti)
Sumber : Geger Warga Ponorogo Gotong Keranda Jenazah Seberangi Sungai, Jalannya Curam, Videonya Viral,
Pihak Kelurahan Angkat Bicara Soal Video Warga Ponorogo Angkat Keranda Jenazah Seberangi Sungai,