Laporan Wartawan Tribun Jateng Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, BLORA - Polisi kesulitan mencari pelaku rudapaksa yang menimpa siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Blora dan belum mengantongi petunjuk jelas terkait sosok pelaku.
Kasatreskrim Polres Blora, AKP Setiyanto, mengatakan kesulitan dialami pihaknya lantaran korban memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.
Saat diperiksa, korban didampingi oleh gurunya yang memiliki keahlian dalam berbahasa isyarat.
"Saksi korban tidak bisa bicara cuma kami klarifikasi sebentar karena yang nanya orang yang ahli bahasa isyarat.
Dalam hal ini gurunya sebagai ahli," kata Setiyanto, Jumat (23/10/2020).
Dalam pemeriksaan, korban memberi keterangan melalui gambaran.
Dari situ hanya bisa diterjemahkan pelaku berciri berkumis dan agak gemuk.
Baca juga: Kakaknya yang Telah Meninggal Dicela, Pecatan Polisi Nekat Lakukan Kekerasan pada Tetangganya
"Dia menggambarkan bahwa yang bersangkutan berkumis, badannya agak gemuk. Ciri-ciri yang disebutkan itu saja," ujar dia.
Bermodalkan keterangan tersebut, polisi masih belum bisa menyimpulkan.
Kepolisian akan memeriksa saksi lain dalam penyelidikan kasus ini.
"Penyelidikan lumayan susah karena petunjuknya kurang begitu jelas," kata dia.
Seorang siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Blora menjadi korban rudapaksa hingga akhirnya kini hamil 5,5 bulan.
Sampai saat ini, belum diketahui siapa yang tega di balik nasib nahas yang menimpa siswi tersebut.