Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Makassar Gowa Fitri Ari Utami menjelaskan pihak sekolah selama ini tidak melakukan pembelajaran daring.
Hal itu dikarenakan keterbatasan akses jaringan internet di wilayah tersebut.
Sehingga, proses belajar dilakukan secara luring yaitu dengan menggunakan modul yang dibagikan oleh masing-masing guru mata pelajaran kepada seluruh siswa.
"Hasil jawaban siswa kemudian dikirim dalam bentuk tulisan yang selanjutnya diserahkan kembali ke pihak guru," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SMA ditemukan tewas dengan mulut berbusa di Kabupaten Gowa, Sabtu (17/10/2020) siang.
Korban dilaporkan berinisial M (16), yang masih berstatus pelajar.
Ia ditemukan tewas dalam kamar rumahnya di Dusun Bontote'ne Desa Bilalang Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.
Ketika itu korban diduga kuat mengakhiri hidupnya dengan meminum racun.
Korban juga ditemukan dalam kondisi mulut berbusa. Keluarga korban menolak dilakukan autopsi.
"Korban diduga meninggal minum racun karena sisa racun tersebut masih ada ditemukan di bawah tempat tidur korban," kata Kapolsek Mamuju Ipda Jamaluddin kepada wartawan, Sabtu (17/10/2020) lalu.
Ipda Jamaluddin mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh adik kandungnya.
Sang adik kemudian memanggil tantenya untuk melihat kondisi korban dalam kondisi mulut berbusa.
(Tribun Timur/Ari Maryadi)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Fakta Baru Kematian Siswi Gowa Terungkap, Bukan Depresi Belajar Daring