Bisa juga darah yang membeku di atas mencair lalu turun ke bawah menjadi suatu proses lebam mayat.
Dari kejadian ini, Abraar meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
"Perlu kita ketahui rumah sakit ini saya pimpin, saya sebagai Plt Direktur, saya juga orang muslim, saya juga orang kesehatan. Tidak mungkin saya akan mencederai sumpah dokter dan seorang pemimpin, serta sumpah para perawat di sini dengan cara yang dituduh mau menjual organ dan lain sebagainya. Itu sangat tidak mungkin dan itu bisa dibuktikan," ujar Abraar.
Abraar menambahkan, M meninggal pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.56 WIB.
Dia diagnosis menderita stroke hemorargic, respiratory failuler TP 1, dan terkonfirmasi positif Covid-19.
Pemulasaraan berlangsung di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh.
Setelah pemulasaraan selesai, jenazah diambil oleh petugas dan diantar dengan ambulans dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk dikebumikan di TPU Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Sebelumnya diberitakan, viral sebuah foto dan video yang memperlihatkan sebuah keluarga histeris saat melihat kondisi jenazah salah satu anggota keluarganya yang positif Covid-19.
Dari foto dan video yang beredar disebutkan bahwa keluar darah dari mata jenazah tersebut.
Selain itu, satu mata jenazah pasien Covid-19 itu juga disebut hilang.
(Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Plt RSUD: Tak Mungkin Saya Menjual Organ"