Itupun harus melalui sertifikasi terlebih dulu.
"Selain pemijat nanti ada juga pengobatan alternatif dan juga jamu," tutur Gibran.
Itu dinilai Gibran menjadi peluang yang harus diambil.
Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
5. Nyaris Terpancing Emosi saat Ditanya tentang Kontribusi
Dalam sesi debat, Gibran sempat nyais terpancing emosi.
Hal itu bermula saat ia mendapatkan pertanyaan tentang peran milenial dari rivalnya, Bagyo Wahyono.
"Saya hanya pengen tanya, saya mau tanya, njenengan (kamu) jargonnya milenial, lha apa yang pernah njenengan lakukan untuk pembangunan di Kota Solo tentang milenal?," kata Bagyo.
Gibran kemudian menjawab bahwa saat ini sudah era 4.0 dan disrupsi.
Karena itu, ia akan membangun kreatif art hingga hard skill dengn menyediakan fasilitas sablon, mesin jahit dan 3D.
"Juga soft skill melalui pengembangan marketing dan membantu perolehan izin usaha," aku dia.
Bahkan menurut dia, anak muda di Solo potensial dan mampu membuat ekosistem bisnis.
"Sebenarnya bukan hanya anak-anak milenail saja," jelasnya.
Namun Bagyo menyela dan tampak tak puas sehingga mempertanyakan maksud yang dijelaskan Gibran kepadanya.