News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengungsi di Gunung Merapi Pilih Tidur di Dekat Kandang Darurat, Ini Alasannya

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kalitengah Lor, Cangkringan memilih tidur di dekat kandang darurat agar bisa memantau keadaan sapi-sapinya di lapangan sekitar Balai Desa Glagaharjo, Jumat (20/11/2020)

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Status Gunung Merapi meningkat dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3) sejak 5 November lalu.

Peningkatan status tersebut, kelompok rentan dan ternak yang berada di radius 5 km dari puncak Merapi harus dievakuasi.

Ada tiga padukuhan di Kapanewon Cangkringan yang direkomendasikan untuk mengungsi.

Tiga padukuhan tersebut adalah Pelemsari, Kalitengah Lor, dan Kaliadem.

Namun sejak erupsi 2010 lalu, hanya satu padukuhan saja yang masih dihuni, yaitu Kalitengah Lor.

Warga kelompok rentan sudah sudah mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo beberapa hari sejak status Merapi meningkat.

Jumlah pengungsi dari hari ke hari pun semakin bertambah.

Baca juga: UPDATE Aktivitas Gunung Merapi Selama Seminggu, Ada Perubahan Morfologi Kubah

Ternak milik warga Kalitengah Lor juga turut dievakuasi di beberapa lokasi, seperti di Singlar, Gading, Huntap Karangkendal, Huntap Pagerjurang, Klaten, hingga lapangan dekat Balai Desa Glagaharjo.

Puji Utomo adalah satu di antara warga Kalitengah Lor yang mengungsikan sapinya ke lapangan Balai Desa Glagaharjo.

Sudah hampir sepekan sapinya dievakuasi, sejak itulah ia turut mengungsi. 

Bukan menginap di barak pengungsian bersama warga lain, ia justru memilih tidur di dekat kandang darurat.

Di sekitar kandang darurat memang ada bangunan dari bambu yang ditutup terpal, di situlah ia dan beberapa warga lain tidur.

Baca juga: Update Kasus Kecelakaan Maut di Sleman yang Tewaskan 4 Orang, Sopir di Bawah Umur Jadi Tersangka

"Supaya bisa dekat dengan lembu, biar lembu merasa aman," katanya saat ditemui di lapangan Balai Desa Glagaharjo, Jumat (20/11/2020). 

Pria 55 tahun itu merasa aman, jika dua sapinya berada di kandang darurat.

Sebab sapinya dulu menjadi korban erupsi Merapi tahun 2010.

Jika hujan tiba, ia tidak tidur di barak pengungsian, meskipun jaraknya dekat.

Ia memilih tidur di kandang darurat yang belum ditempati.

"Ya supaya bisa menjaga ternak, supaya tidak jauh dari ternak," ujarnya.

Ia tidak merasa kesulitan meskipun harus mencari rumput di sekitar Kalitengah Lor dan memberi makan di Balai Desa Glagaharjo.

Ada satu armada yang siap membantu peternak saat membawa rumput.

Baca juga: Lapor ke Doni Monardo, Dinkes Sebut Dihalang-halangi Saat Tracking Covid-19 di Petamburan

Hal serupa juga disampaikan oleh Ratno (47).

Baru tiga hari sapinya dievakuasi di kandang darurat.

Ia hanya membawa satu sapi saja, sedangkan sapi lain miliknya sudah dijual belum lama ini.

"Sekarang tinggal satu, sebelumnya tiga, sama anak. Baru saja dijual, karena nanti repot jika harus naik untuk mencari rumput dan turun lagi," katanya.

Sama seperi Puji, Ratno juga menginap di dekat kandang.

Selain menjaga sapi dari stress, ia juga ingin memastikan sapinya dalam kondisi sehat.

Tidak hanya Puji dan Ratno saja, ada beberapa warga lain yang memilih tidur di tenda dekat kandang daripada tidur di barak pengungsian. (TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ingin Dekat dengan Sapi, Warga Kalitengah Lor Tidur di Dekat Kandang Darurat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini