Disebutkan, Kementerian Sosial RI sejak lama menyadari hal ini. Karenanya, pada 21 September 2010, kementerian ini membentukmembentuk korps relawan Pelopor Perdamaian Indonesia, disingkat PORDAM.
Baca juga: Tak Nyangka Jadi Artis, Dimas Kembaran Raffi Ahmad Ungkap Perasaanya hingga Puji Sosok Ini
Korps relawan ini beranggotakan hampir 1.500 relawan di seluruh wilayah Indonesia.
“Relawan PORDAM adalah peredam potensi perpecahan. Berbeda dengan TAGANA yang datang dengan seragam mencolok dari luar wilayah bencana
dan melakukan tindakan yang cepat di lapangan, relawan PORDAM adalah para relawan lokal yang bekerja dengan senyap, selalu ramah, bertutur lembut, dan berdada lapang,” ujar Mensos Juliari.
Korps relawan PORDAM sudah dilatih, diorganisasi, dan didukung untuk memelihara perdamaian termasuk melalui layanan dukungan psikososial.
Pertama, mereka memiliki kompetensi membina memelihara Modal Sosial termasuk kearifan lokal, semangat kesetiakawanan dan gotong royong - yang sangat diperlukan dalam suasana tidak menentu akibat pandemi.
Kedua, keterampilan rekayasa sosial dalam hal pendampingan, fasilitasi dan mediasi diantara berbagai unsur kebhinekaan, termasuk kelompok agama, suku, ras, dan golongan.
Ketiga, mengupayakan keserasian sosial sebagai tujuan perdamaian melalui pencegahan, peredaman potensi, dan resolusi konflik serta pemulihan pada situasi pasca konflik.
Puncak pengukuhan PORDAM itu ditandai dengan penandatanganan prasasti Pelopor Perdamaian dan prasasti Keserasian Sosial oleh Mensos diikuti penyerahan bantuan sosial berupa 1.000 paket sembako, 6.000 masker, 3 lokasi bantuan Keserasian Sosial dan 4 kelompok bantuan Kearifan Lokal dengan total bantuan sebesar Rp. 910.000.000.
Kabupaten Mesuji dipilih sebagai tuan rumah perhelatan perdamaian nasional serta prasasti Pelopor Perdamaian dan Keserasian Sosial karena dinilai berhasil mengupayakan keserasian sosial dan perdamaian setelah bertahun-tahun hidup dengan konflik sosial.