Diterangkannya, korban memang sering mendapat perlakuan kasar oleh sang suami.
Bahkan pelaku tak segan-segan melakukan pemukulan terhadap korban.
Hal itulah yang membuat korban meminta cerai kepada pelaku.
"Korban juga pernah mengadu sering mendapat perlakuan kasar sang suami, bahkan korban terus-menerus dimintai uang oleh pelaku, yang memang tidak bekerja," imbuhnya.
"Korban itu sudah seperti ATM hidup bagi pelaku. Setiap pulang dia selalu meminta uang kepada istrinya dan kalau tidak dikasi uang pelaku akan marah dan memukuli korban," tambahnya.
Dijelaskannya, korban memang dikenal ramah dan pekerja keras.
Bahkan dari hasil ia berjualan, korban bisa membeli rumah yang sebelumnya ia kontrak.
Namun enam bulan belakangan ini korban dan pelaku acap kali berkelahi, karena barang-barang korban selalu dijual oleh pelaku.
Suroto menerangkan, pelaku memang dikenal pemarah, dan tidak mau berbaur dengan masyarakat sekitar.
Masyarakat hanya mengetahui korban dan pelaku sering cekcok, bahkan sering menjadi perhatian para tetangga.
"Mungkin karena tak sanggup lagi, korban akhirnya meminta cerai, dengan meminta rekomendasi kita selaku RT yang biasanya sebagai syarat administrasi," imbuhnya.
Lebihlanjut dijelaskannya, jika melihat keadaan rumah korban sangat miris.
Hampir semua barang berserakan dan bahkan beberapa barang miliknya yang selama ini ada seperti mesin air dan lainnya sudah tidak ada lagi.
"Intinya korban itu orang baik, dan pekerja keras. Dulu ada anak, tapi sudah meninggal. Saat ini kita masih mengurus jenazah korban, kata pihak keluarga jenazah akan di bawa ke kampung halaman di Sumatra Barat, untuk proses hukum kita serahkan ke pihak kepolisian saja," pungkasnya.