Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, menjadi satu di antara daerah di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur yang masih kesulitan mendapatkan air bersih layak minum dan irigasi.
Padahal, desa ini memiliki potensi sumber air yang besar.
Desa yang terdiri dari 538 KK dengan jumlah penduduk 2338 jiwa ini mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
Diapit oleh sungai Wae Laku yang mengalir di sebelah timur dan sungai Wae Musur yang mengalir di sebelah selatan, desa ini memungkinkan untuk memproduksi sumber air bersih sendiri.
Hanya, kedua sungai tersebut mengalir di dataran rendah. Sementara, perkampungan dan lahan potensial pertanian berada di atas dataran tinggi, dengan beda ketinggian 50-100 meter di atas permukaan sungai.
Baca juga: Viral Video Rombongan Gubernur NTT Pukul dan Tendangi Orang di Jaksel hingga Jadi Tontonan
Lokasi Desa Compang Ndejing berada sekitar 3-5 jam dari pusat Kota Manggarai Timur atau Ruteng. Akses menuju desa ini tidak bisa dibilang mudah.
Meski sudah dialiri listrik, desa ini sering mengalami pemadaman dan tidak terjangkau akses sinyal telekomunikasi. Upaya dari pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur perpipaan untuk kebutuhan air gravitasi sudah dilakukan.
Bahkan, Yayasan Gugah Nurani Indonesia (YGNI) yang merupakan yayasan non-profit setempat, membantu proyek air bersih.
Baca juga: Membawa Anak, Pria asal Aceh Tengah Tersesat hingga di NTT, Diduga Depresi
Namun, tetap tak memenuhi kebutuhan air layak minum dan masih banyak lahan yang kering. Untuk mendapatkan air layak minum, warga Desa Compang Ndejing harus berjalan sekitar 1 Km menaiki dan menuruni bukit.
Warga sangat kesulitan mendapatkan air minum saat kemarau tiba. Bahkan mereka terpaksa membeli air seharga Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu untuk 1000 liternya.
"Sebenarnya ada akses PDAM untuk beberapa warga yang mampu mengadakan air dari PDAM. Namun tetap saja pelayanannya tidak maksimal. Air hanya mengalir dua kali dalam seminggu dan debitnya juga terbatas. Ada pompa juga dari pemerintah Provinsi NTT, tapi masih belum memenuhi kebutuhan warga desa," tutur Ahmad Jabur, Kades Compang Ndejing.
Untuk mengakhiri kesulitan ini, dibantu oleh YGNI, akhirnya masyarakat desa berinisiatif membangun Sistem Pompa Air Tenaga Surya untuk mendapat air layak minum.
Sistem ini dirancang sedemikian rupa sehingga air yang dihasilkan dapat langsung diminum. Dipilih sungai Wae Musur karena airnya dinilai lebih bersih dari pada sungai Wae Laku.
YGNI memilih Sanspower (PT. Java Surya Teknik), perusahaan penyedia solusi energi terbarukan, untuk memfasilitasi inisiatif warga Desa Compang Ndejing untuk menciptakan akses air layak minum dengan menggunakan teknologi Pompa Air Tenaga Surya. Pengerjaan proyek ini memakan waktu sekitar lima bulan dari Agustus-Desember 2020.
Proses pengerjaannya sendiri mulai dari Feasibility Study (FS), perencanaan proyek, pengadaan barang hingga proses pengerjaan proyek. Sementara proses Feasibility Study (FS) dilakukan oleh tim lapangan YGNI, dibantu oleh konsultan lokal dan tim perencanaan proyek Sanspower selama bulan Agustus-September 2020.
Setelah merampungkan semua persiapan dari kelengkapan data hingga uji kelayakan, maka proses pengadaan dan pengerjaan proyek segera dilakukan. Agar warga Desa Compang Ndejing segera menikmati hasilnya.
"Kami ingin membantu masyarakat Desa Compang Ndejing untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, karena sumbernya sangat besar, hanya saja lokasinya berada di bawah perkampungan sehingga aksesnya sulit. Sangat bersyukur ada teknologi ramah lingkungan yang dapat merealisasikan niat kami," kata Vincent Paul Nanggor, CDP Manager YGNI-Borong kepada tim Sanspower.
Proses pemasangan pompa air tenaga surya dilakukan oleh tenaga ahli dari Sanspower dibantu oleh warga. Sistem yang dipasang adalah pompa air tenaga surya dengan total daya 4800 WP.
Sistem ini mampu mengangkat air dari sungai Wae Musur ke bak penampungan masyarakat Desa Compang Ndejing berukuran 37.000 liter dengan ketinggian 100 meter dan jarak 800 meter. Kemudian, air akan didistribusikan ke rumah warga desa menggunakan pipa distribusi dengan total panjang sekitar 4000 meter.
"Ini termasuk terobosan yang luar biasa. Biasanya Pompa Air Tenaga Surya digunakan untuk daerah kering, namun kali ini masyarakat Desa Compang Ndejing sangat inovatif mengalirkan sumber air bersih layak minum langsung ke rumah masing-masing," papar Tiyo Avianto, Board Komisaris Sanspower dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).
Setelah semua selesai, tim Sanspower memberi pelatihan terkait operasional, perawatan hingga troubleshooting pada warga.
Hal ini bertujuan agar masyarakat Desa semakin mengenal teknologi Pompa Air Tenaga Surya dan dapat merawat sistem yang telah dibangun.
"Saya sangat berterima kasih pada pihak Sanspower karena telah membantu merealisasikan inisiatif warga. Sekarang masyarakat Desa Compang Ndejing sudah bisa mengakses air minum bersih sendiri langsung dari rumah masing-masing" ucap Vincent Paul Nanggor.
Masyarakat Desa Compang Ndejing yang awalnya harus bersusah payah mengambil air ke Sungai yang berada jauh di bawah perkampungannya, sekarang sudah memiliki akses air layak minum langsung dari rumah masing-masing.
Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, air yang dialirkan langsung dari sumber sungai yang mengalir sepanjang tahun ini juga bisa mereka manfaatkan untuk irigasi lahan pertanian mereka.
Inisiatif masyarakat Desa Compang Ndejing membuat akses air layak minum telah terwujud dengan difasilitasi oleh kemajuan teknologi ramah lingkungan yang memberikan banyak manfaat.