Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Kabupaten Bogor menyebut, ada beberapa faktor penyebab kemacetan di kawasan Puncak.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Litbang Kabupaten Bogor Dani Rachmat mengungkapkan, faktor pertama penyebab kemacetan di kawasan Puncak adalah area parkir yang tidak tertata.
Baca juga: ITB Diajak Cari Solusi Urai Kemacetan Akut di Kawasan Puncak
Baca juga: Menhub: Kemacetan di Kawasan Puncak, Bukan Hanya dari Sisi Transportasi Saja
"Selain itu, kapasitas jalan yang kecil juga menjadi penyebab kemacetan yang sering terjadi di kawasan Puncak ini," ucap Dani dalam diskusi virtual, Selasa (29/12/2020).
Dani juga menyebutkan, faktor lainnya yaitu tidak ada fasilitas bagi pejalan kaki, tempat pemberhentian bagi angkutan umum, serta pedagang kaki lima (PKL) yang memadati jalan.
Kemudian Danni juga menjelaskan, ada tiga kecamatan yang kerap didatangi para wisatawan lokal di kawasan Puncak yaitu Ciawi, Cisarua dan Megamendung.
"Ketiga kecamatan ini, menjadi penyebab kemacetan karena menjadi kawasan pariwisata di kawasan Puncak dan banyak didatangi oleh masyarakat," kata Danni.
Terkait kemacetan di kawasan Puncak, Bogor ini Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan bekerja sama dengan Balitbang Perhubungan dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti, kemacetan yang terjadi di kawasan Puncak kerap terjadi saat akhir pekan atau libur nasional.
"Kami akan melakukan pembahasan bersama ITB dan Balitbang Perhubungan, untuk mencari solusi agar kemacetan ini bisa teratasi," ucap Polana dalam diskusi virtual, Selasa (29/12/2020).
Ia mengatakan, ada beberapa aspek yang akan menjadi pembahasan terkait kemacetan ini seperti aspek transportasi, tata ruang dan finansial.
"Selain itu, ada juga beberapa kebijakan yang diusulkan untuk mengurai kemacetan di kawasan Puncak ini seperti penambahan shuttle bus, pembangunan jalan baru, penataan hambatan samping hingga penerapan ganjil-genap," ujar Polana.
Lebih lanjut Polana menyebutkan, kemacetan di kawasan Puncak harus dicari solusinya dan diharapkan dapat mengurangi kendaraan pribadi yang masuk ke wilayah tersebut.
"Skema ganjil-genap, diperkirakan akan membuat volume penurunan kendaraan pribadi dan lalu lintas juga," kata Polana.
Terkait skema ganjil-genap ini, lanjut Polana, perlu 500 hingga 600 tempat parkir per jam yang disediakan sebagai kompensasi penerapan kebijakan ini.