TRIBUNNEWS.COM - Muhammad Nur Kholifatul Amin (46) dan Agus Winarni (44) tercatat dalam manifes pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.
Keduanya adalah pasangan suami istri. Mereka baru saja mudik ke pulang kampung halamannya di Desa Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.
Adik Nur Kholif, Abdul Hanif Majid Amrullah, yang dihubungi pada Senin (11/1/2021) mengatakan, korban mudik ke kampung halaman untuk melayat ayahanda yang meninggal, Kamis (24/12/2020).
Sebelum mudik, keduanya tinggal di Mempawah, Kalimantan Barat.
“Kakak saya sudah merantau 28 tahun di Kalimantan Barat. Usai mendapatkan kabar ayah meninggal, kakak saya memutuskan pulang kampung bersama istrinya,” kata Hanif.
Baca juga: Ingat Momen Bahagia Sebelum Orangtua dan Adiknya Pulang ke Pontianak, Irfansyah Kini Diliputi Sepi
Baca juga: Barang Belanjaan Sampai Duluan di Pontianak, Sang Ibu Ungkap Rencana Syifa Mila Bisnis Kuliner
Korban bersama istrinya tiba di Bumi Reog dua hari setelah ayahandanya meninggal, Sabtu (26/12/2020).
Korban bersama istrinya tinggal di Ponorogo selama sembilan hari.
Almarhum Nur Kholif memilih agak lama tinggal di Ponorogo untuk menemani ibu kandungnya agar tidak kesepian.
Setelah lebih dari seminggu tinggal di Ponorogo, Nur Kholif bersama istrinya diantarkan keluarganya sampai di Madiun, Senin (4/1/2021), untuk pulang ke Kalimantan Barat.
Baca juga: Kelakuan Tak Biasa Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Sebelum Take Off, Sang Istri Ceritakan Itu ke Ketua RT
Dari Madiun, Nur Kholif bersama istrinya naik kereta api tujuan Jakarta.
Mereka memilih langsung menumpang pesawat di Jakarta lantaran tidak menginginkan naik dua kali pesawat bila terbang dari Surabaya.
Sebab, bila terbang dari Bandara Juanda Surabaya, pesawat akan transit terlebih dahulu di Jakarta.
Tak hanya itu, pasutri itu memilih pulang tanggal itu lantaran masa berlaku rapid test antigennya akan segera habis.
Namun, ternyata pilihan naik pesawat berubah harus menggunakan tes swab.
Untuk itu, kakaknya harus menunggu hasil swab-nya keluar selama tiga hari dan baru berangkat pada hari Sabtu.
Ia tak mengira kakak kandungnya bakal menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut.
Sebab, selama ini kakak kandungnya tidak pernah naik pesawat Sriwijaya Air bila kembali ke Kalimantan.
Hanif dan keluarganya mendapatkan informasi kakak kandung bersama istrinya menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air selepas shalat maghrib.
Sebelumnya, ia mendapatkan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya dari media sosial di ponselnya, Sabtu (9/1/2021) sore.
Namun, ia tidak memperhatikan lantaran almarhum tidak pernah menumpang pesawat Sriwijaya.
Harap jasadnya segera ditemukan
Meski sudah mengikhlaskan kejadian tersebut, keluarga mengharapkan jasad Nur Kholif bersama istri segera ditemukan.
“Mudah-mudahan jenazah kakak kami dan istrinya segera ditemukan,” kata Hanif. Saat ini, keluarga sudah ada yang di Posko Sriwijaya Air dan rumah sakit di Jakarta.
Tak hanya itu, ada juga keluarga di Bandara Soekarno-Hatta. Di mata keluarganya, almarhum merupakan sosok yang taat beribadah dan baik bagi keluarga.
Saat berada di dalam pesawat, almarhum sempat menghubungi dua anaknya yang sementara menimba ilmu di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.
“Almarhum sempat pamit kepada anaknya untuk memohon doa agar lancar sampai rumah saat di dalam pesawat,” kata Hanif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pulang Melayat Ayah Meninggal, Pasutri Ini Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air