Saat melakukan pematangan data, Eko mendengar suara gemuruh dan ternyata itu merupakan longsor susulan yang datang dari arah berbeda atau dari arah samping longsor pertama.
Kejadian tersebut, kata Eko, memang tidak terduga karena saat itu mobil Basarnas terparkir di area longsor susulan termasuk gugus tugas penanganan Covid-19 juga sedang berada di lokasi tersebut.
"Saat itu ada 30 orang lagi mematangkan data di white board, kemudian terdengar suara gemuruh seperti gempa bumi hingga situasi menjadi kacau," ucapnya.
Saat semua orang mendengar suara gemuruh, mereka langsung berhamburan keluar melalui jalur yang ada di sekitar lokasi. Tetapi saat itu Eko berada di posisi yang cukup sulit untuk keluar.
"Saya berada di posisi yang paling belakang, dan saya memilih untuk untuk memecahkan kaca masjid bersama beberapa wartawan kemudian melompat keluar," kata Eko.
Setelah keluar dari masjid, kata Eko, tiba-tiba longsoran tanah hingga membuat masjid yang asalnya terang menjadi gelap karena lampunya seketika padam dan kondisi langsung mencekam.
Beruntung Eko berhasil menyelamatkan diri, namun Kapt Inf Setio Pribadi gugur.
Bagian belakang masjid rata tertimbun tanah.
"Pak Danramil tadinya berdiri di sebelah saya," ujarnya.
(Tribun Jabar/hilman kamaludin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Detik-detik Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang, Kapolres Sempat Berada di Posisi Sulit