News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Detik-detik Kapolres Sumedang Nyaris Tertimbun Longsor, Berdiri di Samping Danramil yang Tewas

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas berusaha mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). Longsor yang terjadi dua kali pada Sabtu, 9 Januari 2021 itu, mengakibatkan 18 jiwa luka dan 13 jiwa menggal dunia. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM- Kapolres Sumedang nyaris menjadi korban longsor di Sumedang.

Danramil yang tewas ternyata sempat berdiri di sampingnya.

Kapolres Sumedang bahkan memecahkan kaca jendela masjid.

Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, mengetahui betul dahsyatnya longsor susulan yang terjadi di Perum Pondok Daud, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sabtu (9/1/2021) malam.

Pasalnya, saat kejadian itu Eko sedang berada di sana untuk melakukan evakuasi korban longsor yang pertama setelah turun hujan deras.

Namun, saat berjibaku dengan material longsor, tiba-tiba longsor susulan pun terjadi.

Longsor susulan, ujarnya, langsung menimbun sejumlah warga, termasuk tiga petugas yakni Komandan Rayon Militer 1014/Cimanggung, Kapt Inf Setio Pribadi; Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang, Yedi; dan Kepala Seksi Trantib Kecamatan Cimanggung, Suhanda.

Ketiganya meninggal dunia.

Baca juga: Operasi SAR Hari Keempat Longsor Sumedang Dibagi 3 Sektor

Baca juga: Dua Jasad Ditemukan Tadi Malam, Korban Meninggal akibat Longsor di Sumedang Menjadi 15 Orang

Eko juga nyaris menjadi korban.

Beruntung saat itu dia berhasil menyelamatkan diri, meskipun kondisi di lokasi sudah mulai gelap.

"Saya mendapat laporan dari Kapolsek ada longsor, terus saya coba cek ke TKP. Saat itu cuaca hujan deras, saya sampai ke sana setelah magrib dan kondisinya gelap," ujarnya saat ditemui di posko banjir di Jatinangor, Minggu (10/1/2020).

Meski kondisi sudah tidak memungkinkan, Eko tetap berupaya melakukan pengecekan.

Hasilnya, ada 18 rumah yang tertimbun longsor dan dari jumlah tersebut ada dua rumah yang ditempati dua keluarga masing-masing 4 orang, sehingga ada 8 orang yang diduga tertimbun.

"Dari jarak 100 meter dari longsor pertama kami melakukan pematangan data untuk melakukan evakuasi esok hari di masjid bersama relawan, Basarnas, Tagana," kata Eko.

Saat melakukan pematangan data, Eko mendengar suara gemuruh dan ternyata itu merupakan longsor susulan yang datang dari arah berbeda atau dari arah samping longsor pertama.

Kejadian tersebut, kata Eko, memang tidak terduga karena saat itu mobil Basarnas terparkir di area longsor susulan termasuk gugus tugas penanganan Covid-19 juga sedang berada di lokasi tersebut.

"Saat itu ada 30 orang lagi mematangkan data di white board, kemudian terdengar suara gemuruh seperti gempa bumi hingga situasi menjadi kacau," ucapnya.

Saat semua orang mendengar suara gemuruh, mereka langsung berhamburan keluar melalui jalur yang ada di sekitar lokasi. Tetapi saat itu Eko berada di posisi yang cukup sulit untuk keluar.

"Saya berada di posisi yang paling belakang, dan saya memilih untuk untuk memecahkan kaca masjid bersama beberapa wartawan kemudian melompat keluar," kata Eko.

Setelah keluar dari masjid, kata Eko, tiba-tiba longsoran tanah hingga membuat masjid yang asalnya terang menjadi gelap karena lampunya seketika padam dan kondisi langsung mencekam.

Beruntung Eko berhasil menyelamatkan diri, namun Kapt Inf Setio Pribadi gugur.

Bagian belakang masjid rata tertimbun tanah.

"Pak Danramil tadinya berdiri di sebelah saya," ujarnya.

(Tribun Jabar/hilman kamaludin)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Detik-detik Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang, Kapolres Sempat Berada di Posisi Sulit

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini