TRIBUNNEWS.COM - Magma Indonesia merilis laporan aktivitas Gunung Merapi, Rabu (13/1/2020) periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB.
Berdasarkan pengamatan kegempaan, terjadi 46 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-25 mm dan lama gempa 15.8-117.9 detik.
2 kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-10 mm, dan lama gempa 15.8-25.7 detik.
8 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-8 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan lama gempa 6.2-8 detik.
Dan 3 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 38-75 mm, dan lama gempa 12.2-26.9 detik.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan secara visual dan klimatoogi, dilaporkan bahwa gunung yang berstatus Siaga ini tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III.
Asap kawah tidak teramati, dan cuaca berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur.
Suhu udara terpantau sekira 13-21 derajat celcius dengan kelembaban 73-90 persen, dan tekanan udara 626-687 mmHg.
Baca juga: Seekor Kijang Masuk Rumah Warga di Lereng Gunung Merbabu, Sembunyi di Kolong Tempat Tidur
Diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi diketahui mulai memasuki fase erupsi baru sejak 4 Januari 2021 lalu.
Hal itu ditandai dengan teramatinya api diam dan lava pijar yang muncul di dasar Lava1997.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebutkan, citra satelit BPPTKG mengonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga adalah material baru.
"Gundukan diduga adalah material baru. Sebagian mengalami longsor bersama material lama," ujar Hanik dikutip dari TribunJogja.com.
Ia menjelaskan, hingga kini gundukan tersebut terdapat di dua tempat.
Yakni, gundukan yang ada di pinggir bibir atau lereng Lava1997 dan gundukan lainnya yang terlihat di tengah kawah.