TRIBUNNEWS.COM - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi Selasa (26/1/2021) hingga Rabu (27/1/2021) pagi terpantau sangat tinggi.
Sejak memasuki fase erupsi pada 4 Januari lalu, Gunung Merapi kembali mengalami letusan besar pada Rabu pukul 13.32 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, meminta masyarakat tidak panik dan tetap memantau perkembangan Gunung Merapi.
"Yang terjadi sekarang, atas dasar informasi dari BPPTKG, maka kita berharap masyarakat tak perlu panik, terus dipantau perkembangannya itu."
"Tetapi kondisi sampai sekarang masih aman, karena masih di radius yang direkomendasikan," ujarnya, Rabu (27/1/2021) saat memantau kondisi Gunung Merapi di Kantor BPPTKG Yogyakarta, dilansir Tribun Jogja.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 36 Kali Guguran Awan Panas Hari Ini, Mengarah ke Sektor Selatan-Barat Daya
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Hujan Abu Vulkanik Landa Desa Tegalmulyo, Warga Hentikan Aktivitas
Dari analisis-analisis data yang ada dan parameter-parameter yang ditangkap dari Gunung Merapi, saat ini belum ada ancaman bahaya ke masyarakat secara lebih luas.
"Jadi itu masih di radius yang seperti direkomendasikan sebelumnya."
"Lontaran juga tadi awan panas tiga kilometer, masih di dalam radius lima kilometer."
"Dari analisis yang ada, parameter-parameter yang ditangkap di Merapi itu ya belum ada ancaman bahaya ke masyarakat secara lebih luas," tambahnya.
Merapi luncurkan awan panas sejauh 2 km
Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas berjarak luncur sekitar 2 km.
"Awan panas mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong," terang Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Rabu (27/1/2021), dilansir Tribun Jogja.
Fenomena alam tersebut tercatat di seismograf dan diketahui memiliki amplitudo sebesar 70 mm dan durasi 240 detik.
Awan panas juga sempat menyembur dari puncak Gunung Merapi pada pukul 12.53 WIB dengan estimasi jarak luncur 3 km ke arah barat daya.