Ade Yasin juga menyoroti adanya aturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang protokol kesehatan dalam proses syuting.
Ade menilai seharusnya pembuat sinetron ikut melakukan pencegahan penularan Covid-19 dengan cara menaati protokol kesehatan.
"Yang pertama, kerumunannya itu dibubarkan. Yang kedua, kita lihat apakah aktivitasnya itu memakai masker dan apakah mereka sudah di-rapid antigen atau sudah di-swab apa belum," ungkap Ade.
"Kalau lolos semua stafnya di-swab dan kalau tidak berkerumun ya bisa saja (syuting dilanjutkan). Yang kerumunan dan tidak memakai masker itu kan yang kita sayangkan dan harus diantisipasi," imbuh dia.
Jika pembuat sinetron melanggar protokol kesehatan, maka sudah seharusnya KPI tidak meloloskan sinetron tersebut.
"Ya, seharusnya enggak lolos di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Jangan ke kita seharusnya," jelas Ade.
(Kompas.com: Kontributor Bogor, Afdhalul Ikhsan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Syuting Sinetron "Ikatan Cinta" Timbulkan Kerumunan, Kapolres hingga Bupati Bogor Ikut Turun Tangan"