TRIBUNNEWS.COM - Perkelahian berujung maut antara 2 orang melawan 3 orang terjadi di Malang.
Akibat insiden tersebut, seorang ayah dan anaknya tewas.
Peristiwa itu dipicu masalah tanah kas desa.
Perkelahian antar warga di Dusun Sumber Gentong, Desa Klepu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menelan korban jiwa, Jumat (29/1/2021).
Menurut Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, kedua korban tewas adalah Mujiono dan Irwan yang merupaka ayah dan anak.
Keduanya terlibat perkelahian dengan Kepala Dusun bernama Toyib bersama dua kerabatnya, Samsul dan Sukirman.
Baca juga: Seorang Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Kamar, sang Adik Lemas di Atas Sofa Ruang Tamu
Baca juga: Geger Serangan Tawon Sliring di Magetan, Seorang Nenek Tewas, 7 Orang Lainnya Dirawat di RS
Tewas terkena sabetan celurit
Akibat perkelahian itu, Toyib mengalami luka di bagian urat nadi tangannya dan dirawat di rumah sakit di Turen, Kabupaten Malang.
Sementara Samsul terpaksa dirawat di RSUD Kanjuruhan dan belum sadarkan diri. Sedangkan Sukirman dirawat di Puskesmas Sumbermanjing Wetan.
"Jadi, kebetulan saya baru saja kembali dari TKP. Jadi, ada lima orang, dua orang dinyatakan meninggal dunia."
"Yang satu meninggal dunia di tempat atas nama Irwan, yang satu lagi yang meninggal dunia dalam perjalanan saat dibawa ke rumah sakit, itu adalah saudara Mujiono," kata Hendri.
Soal tanah kas desa
Dari penjelasan Hendri, saat masih menjabat sebagai kepala dusun, Mujiono menggarap tanah kas desa.
Lalu, di masa jabatannya, Mujiono terjerat masalah pemerasan di Gondanglegi dan terpaksa menjalani proses hukum.
Sesuai dengan aturan, kepala desa setempat mengadakan pemilihan kepala dusun yang baru dan Toyib yang terpilih.
Setelah masa pidana selesai, Mujiono dan keluarga ingin mendapat hasil dari tanah kas desa tersebut.
Baca juga: Pertarungan 2 Orang Lawan 3 Orang di Malang, Ayah dan Anak Tewas Tergeletak Penuh Luka di Jalan
"Jadi, itu ada tanah bengkok, ada kas desa berupa setengah hektare lahan kebun tebu yang ada di Desa Klepu itu seharus dirawat oleh kepala dusun yang menjabat."
"Ternyata, itu menjadi permasalahan karena lima tahun awal itu sudah sempat digarap oleh saudara Mujiono," kata dia.
"Kemudian, muncul permasalahan ketika tahun ketiga ini, saudara Mujiono dan anaknya masih tidak terima dan masih berharap mendapatkan hasil dari tanah bengkok ini," tambah Hendri.
Pasca- perkelahian, sejumlah personel polisi dikerahkan untuk mengantisipasi bentrok susulan.
(Kompas.com: Kontributor Malang, Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tragis, 2 Warga Tewas dan 3 Luka Parah Terkena Sabetan Celurit, Ini Pemicunya"