Yayu lantas tidak menggubris obrolan dengan majikannya tersebut karena tidak percaya dengan hal-hal mistis.
"Ibu (Arneta) itu pas di bandara bilang ke Saya kalau bau bunga melati. Tapi, saya enggak kecium apa-apa," ujar Yayu, ART Arneta yang juga ikut mengantar ke bandara, Senin (11/01/2021).
Ia kemudian mengenang saat terakhir berpisah di pintu masuk bandara.
Anak pertama dan kedua Arneta, Zurisya Zuar Zai (8) dan Umbu Kristin Zai (2) melambaikan tangan kepadanya.
"Si Risya sama Umbu pas mau masuk ke bandara itu ngelambain tangan. Gak nyangka pokoknya," kata Yayu.
Kini, Yayu hanya bisa berdoa ada mukjizat yang dapat memberikan keselamatan bagi keempatnya.
Dikenal baik oleh tetangga
Ketua RT 01/13 di Perumahan Taman Lopang Indah, Nanang Wahyudi mengaku mendapatkan kabar ada warganya termasuk didalam pesawat yang mengalami kecelakaan dari media.
"Betul, Ibu Arneta bersama tiga anaknya ingin bertemu ayahnya di Pontianak," ucap Nanang.
Nanang menuturkan, Keluarga Arneta semenjak tinggal di lingkungannya selama tiga bulan dikenal sosok yang cepat berbaur dengan masyarakat.
Warga tidak menyangka Arneta menjadi salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu.
"Orangnya baik, disini tinggal sama anaknya, ada juga pembantunya. Kalau ayahnya jarang pulang, kerja di Pontianak," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tangis Histeris Keluarga Zai Sambut 4 Peti Jenazah Arneta dan 3 Anaknya di Rumah Duka, dan Cerita ART Mengenang Lambaian Tangan Terakhir Arneta dan 3 Anaknya di Bandara, Sebelum Masuk Sriwijaya Air SJ 182