News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kematian Satu Keluarga di Blitar Masih Misterius, Polisi Temukan Banyak Kejanggalan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, berada di TKP misteri sekeluarga tewas di Desa Sumberejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jumat (29/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Tragisnya kematian satu keluarga di Kampung Soekarno yakni Blitar masih menjadi misteri.

Belum diketahui pasti apa penyebab pasti kematian satu keluarga di Kampung Soekarno tersebut.

Diketahui bapak gantung diri di kamar, sedangkan 2 anaknya terkapar di kasur.

Luka lebam ditemukan di tubuh dan dari mulutnya mengalir darah.

Polisi pun menemukan banyak kejanggalan dari kasus ini.

Diberitakan, satu keluarga ditemukan tewas sontak menghebohkan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Kademangan, Blitar, Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Remaja Didakwa 6 Pembunuhan karena Tembak Anggota Keluarganya, Ada Bayi Ikut Tewas di dalam Perut

Namun, kematian satu keluarga di Kampung Soekarno tersebut masih menyisakan misteri.

Meski sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi masih belum bisa mengungkap penyebab kematian mereka.

Anggota keluarga yang tewas mengenaskan tersebut adalah Suyani (67) selaku ayah.

Setelah ditinggal istrinya meninggal dunia setahun lalu, Suyani satu-satunya orang yang merawat 2 anaknya.

Mereka adalah Nanda Finzah Fransisca (21) dan Samuel Ardian Pradana (9).

2 anak Suyani tewas dalam kondisi sejumlah bagian tubuhnya lebam dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Sedangkan Suyani meninggal karena gantung diri di kamar.

Ketiganya tinggal di rumah yang cukup sederhana.

Hingga kini, petugas masih mendalami kasus itu karena ditemukan banyak kejanggalan.

Terutama, di tubuh anaknya, yang banyak luka lebam, sehingga ada dugaaan kematiannya tersebut tak wajar.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kematian korban itu karena apa."

"Namun, untuk menyelidiki penyebab kematian itu, jenazah mereka akan dioutopsi," kata Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela.

Menurutnya, korban Suyani ditemukan di dalam kamarnya sendiri.

Saat ditemukan, tubuhnya dalam kondisi menggantung, dengan leher terjerat kain selendang yang terikat pada blandar atap kamarnya.

Atap kamarnya tampak belum terpasang plafon.

Sementara, jasad kedua anaknya, ditemukan dalam kamar yang bersebelahan dengan milik bapaknya.

Tubuh kedua anaknya ditemukan bersebelahan dengan posisi terlentang di atas kasur tempat tidurnya.

"Entah siapa yang meninggal dunia duluan, itu masih dalam pendalaman. Anggota masih melakukan olah TKP," paparnya.

Namun, dari hasil olah TKP ditemukan banyak kejanggalan.

Beda dengan kematian bapaknya, di tubuh kedua anaknya ditemukan beberapa luka lebam yang mencurigakan.

Entah bekas apa, di lengan kedua tangan mereka mulai siku dan pergelangan, ditemukan beberapa luka lebam.

Termasuk, juga ditemukan luka lebam di leher mereka.

Sepertinya, itu bekas ada gerakan kekerasan dari luar mereka.

"Kami belum bisa memastikan soal hal itu karena masih kami dalami."

"Makanya, jenazah mereka itu akan diautopsi untuk bisa memastikan penyebab kematian mereka," ungkapnya.

Selain dilakukan outopsi terhadap jenazah korban, petugas juga akan memeriksa beberapa saksi.

Terutama para tetangga korban, yang tahu kejadian tersebut pertama kali.

Menurut warga, kematian korban dan 2 anaknya tersebut cukup membuat tetangganya gempar.

Sebab, selama ini keluarga korban dikenal baik-baik saja dan hampir tak terdengar ada masalah.

Meski hidupnya bukan berkecukupan, namun hal itu tak sampai jadi masalah dalam keluarga tersebut.

Suyani selain jadi bapak juga sekaligus jadi ibu dari kedua korban karena istrinya, Titik, sudah setahun lalu meninggal dunia karena sakit.

Tentunya, korban memang terpukul karena ditinggal istrinya dan hal yang wajar.

"Selama ini mereka hidup damai, bahkan tiap akhir pekan terlihat ketiganya berangkat beribadah ke gereja."

"Termasuk, hubungan dengan para tetangganya juga cukup baik," ungkap salah seorang tetangganya.

Ditambahkan, korban memang tergolong keluarga biasa.

Mereka menempati rumah berukuran 6x8 persegi yang dibangun sendiri.

Lokasi rumahnya berada di belakang di antara deretan rumah warga lainnya.

Bahkan, jalan yang menuju ke rumah korban hanya bisa dilewati sepeda motor.

Rumahnya cukup sederhana seperti dinding dapurnya masih terlihat bata merah.

Baca juga: Beredar Video Buaya Makan Manusia di Sungai Desa Kramat, Kapolres Bangkalan : Itu Hoaks

Untuk menghidupi keluarganya, Suyani bercocok tanam.

Sebab, selain punya lahan garapan sendiri juga punya garapan dari lahan perhutani.

Itu tak jauh dari rumahnya dan ditanami tanaman seperti jagung, ketela, lombok, dll.

"Kalau soal makan, tak ada masalah. Kadang, juga dapat kiriman uang dari anaknya yang pertama (Henok, usia 30)."

"Dia bekerja di Timor Timur dan sering mengirimi uang bapaknya," paparnya.

Menurut Leonard, kasus yang menggegerkan warga terungkap dari anak korban, Henok, yang berada di Timor Timor.

Jumat (29/1/2021) pagi, Henok tak bisa menghubungi bapaknya meski sudah beberapa kali ditelepon.

Meski nada terhubung namun tak diterima.

Tak hanya bapaknya namun HP adiknya, Nanda, juga demikian.

Karena khawatir dengan apa yang terjadi kepada keluarganya, ia telepon ke tetangganya, Nur Haya (19).

"Mulai pagi (Jumat) tak berhasil menghubungi bapak dan adiknya, ia (Henok) menghubungi tetangganya."

"Intinya, minta tolong, untuk memberi tahu bapaknya, kalau ditelepon bolak-balik tapi enggak bisa," paparnya.

Hanya selang beberapa menit kemudian atau sekitar pukul 10.20 WIB, Nur Haya mengecek ke rumah korban.

Rumahnya bersebelahan dengan rumah korban.

Namun, pintu depan rumah korban terkunci sehingga ia mengecek ke pintu belakang.

Karena tak terkunci, ia lewat pintu dapur.

Betapa kagetnya Nur Haya, saat kakinya baru beberapa langkah berada di dalam rumah korban, terlihat tubuh Suyani menggantung.

Hal itu terlihat dari luar karena pintu kamar korban terbuka.

"Kata Nur Haya, tadi pagi, korban masih terlihat beraktivitas di sekitar rumahnya. Namun, kok sudah terlihat seperti itu," ungkapnya.

Melihat korban dalam kondisi seperti itu, Nur Haya langsung keluar rumah sambil berteriak tolong-tolong dan warga langsung berdatangan.

Begitu tahu apa yang terjadi, warga ramai-ramai masuk ke dalam rumah korban untuk mencari keberadaan kedua anak korban.

Ternyata, kedua anaknya juga mengalami hal yang sama.

Entah bunuh diri atau ada penyebab lain, kondisi kematian anaknya lebih mencurigakan karena mulutnya terdapat busa.

"Iya (ada busa), namun masih kami dalami."

"Hasil penyelidikan awal, keluarga korban sepertinya tak punya masalah dengan siapapun," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Janggal 1 Keluarga Tewas di Rumah, Bapak Gantung Diri Anak Terkapar Penuh Busa, Luka Misterius

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini