Satu Minggu kemudian pemuda tersebut datang lagi membawa madu 21 kg, dan dibeli kek Burhan dengan harga Rp 1 juta.
Lalu dua hari kemudian, jelas Kek Burhan, datang seseorang yang mengaku bernama Rahmatsyah, ke Keudenya untuk membeli rokok dan Aqua.
Orang tersebut turun dari mobil Avanza putih yang diparkir di seberang jalan depan Keude.
Lalu setelah membeli rokok orang itu menanyakan harga dan keaslian madu yang dijual kek Burhan dalam botol di keudenya.
"Saya jawab, menurut orang yang jual ke saya madu ini asli. Lalu setelah dites oleh Rahmatsyah, dia memborong semua madu yang saya jual dengan harga Rp 130 ribu per botol, sehingga total dia bayar ke saya Rp 3 juta," ungkap kek Burhan.
Setelah dibayar madu tersebut diminta untuk dimasukkan ke dalam jerigen agar tak pecah saat ditaruk dalam mobil.
Setelah, membayar madu tersebut Rahmat, meminta Kek Burhan agar mencari madu jenis bening dan akan dibelinya dengan harga Rp 900 ribu per kg.
Baca juga: Polisi Amankan 11 Tersangka Terkait Kasus Sabu 353 Kilogram yang Tak Bertuan di Aceh
"Saat itu orang tersebut (Rahmat) bilang ke saya. Berapapun madu bening yang ada akan dibeli dengan harga Rp 900 ribu per kg," ungkap Burhan.
Tak lama kemudian, ungkap kek Burhan, Adi menelpon dan menawarkan madu lagi, termasuk ada madu bening sekitar 50 kg dengan harga Rp 500 ribu per kg.
Karena ada yang menawarkan madu bening, ungkap Burhan, lalu ia menelepon Rahmat yang mengaku mau membeli madu bening Rp 900 ribu per kg.
Dalam telepon itu, Rahmat, meminta kek Burhan agar membeli berapapun madu bening yang ada, karena akan dia beli semuanya dengan harga Rp 900 ribu per kg, dan akan dibayar kontan.
Karena tergiur dengan iming-iming si Rahmatsyah ini, ungkap Burhan, lalu ia meminta Adi datang ke keudenya membawa madu bening tersebut.
Setelah ditimbang, berat madu bening sebanyak 60 kg, sedangkan madu biasa 12 kg, tapi si Adi minta dibayar saja Rp 28 juta.
"Karena saat itu uang saya tak cukup saya jual perhiasan istri, dan meminjam uang tetangga untuk mencukupi pembayaran,"