TRIBUNNEWS.COM - Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, Kadek Ambara Jaya buka suara terkait fenomena warga di Tuban ramai-ramai beli mobil baru.
Kadek mengaku prihatin sekaligus sedih dengan fenomena yang terjadi tersebut.
Ia khawatir masyarakat yang mendadak jadi miliarder itu terancam miskin jika tak bisa mengelola uang dengan baik.
Baca juga: Sisi Lain Desa Miliarder Sumurgeneng Tuban: Hanya Bisa Lihat Orang Senang, Saya Tidak Dapat Apa-apa
"Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka," kata Kadek, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Kadek menjelaskan, pihaknya akan melakukan riset sosial untuk memetakan kondisi warga di tiga desa tersebut.
Riset sosial itu akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga.
"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.
Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya.
Program itu merupakan salah satu upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat.
Sebelum melibatkan warga, Pertamina Rosneft akan memberikan pembinaan dan pelatihan. Sehingga, masyarakat memiliki skil yang baik.
Baca juga: Warganya Mendadak Jadi Miliarder Gara-gara Mega Proyek Waduk Kuningan, Ini Pengakuan Kepala Desa
"Kita punya kewajiban untuk membantu warga dari ring satu, apalagi warga saat ini kan mulai susah karena Covid-19," jelasnya.
Sebab, masyarakat yang sebelumnya menggantungkan hidup dengan menggarap lahan orang lain kehilangan salah satu pemasukan mereka.
"Kalau punya lahan kan punya duit banyak nih, namun penggarapnya kan kasihan," jelasnya.
Sementara itu, proses pengerjaan proyek pembangunan kilang minyak masih dalam tahap pembersihan lahan.
Sebelumnya
Sebelumnya, Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, dari 840 kepala keluarga (KK) di desanya, sebanyak 225 KK menjual tanah ke Pertamina.
Tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR) yang merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.
PT Pertamina juga menghargai tanah warga lebih tinggi dari biasanya, sekitar Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per meter.
Baca juga: Biasanya Naik Traktor ke Sawah, Kini Punya Xpander, Ini Cerita Wantono Miliarder asal Tuban
Rata-rata, warga mendapat uang sebanyak Rp 8 miliar dari penjualan tanah itu. Gihanto menjelaskan, warga yang memiliki empat hektare lahan mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.
Sebagian besar warga yang mendapat uang ganti untung memborong mobil. Gihanto mencatat sudah ada 176 mobil yang dibeli warga desanya.
Aksi beli mobil itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam video itu terlihat belasan truk towing yang membawa mobil baru antre di Jalan Desa Sumurgeneng.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Pertamina Rosneft Sedih Warga Tuban Ramai-ramai Borong Mobil, Khawatir Ini Bakal Terjadi..."
(Kompas.com/Hamim)