TRIBUNNEWS.COM - Kisah perjuangan menjalani hidup dari tukang becak asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah bernama Suparji.
Diusianya yang tidak muda lagi, Suparji tetap semangat mengais rezeki ditemani becak berwarna merah miliknya.
Berikut kisah lengkap Suparji, tukang becak asal Kabupaten Pemalang.
Pagi itu saat ditemui TribunJateng, Suparji tampak mengayuh pedal becaknya untuk mengantar penumpangnya.
Kabin depan becak yang dikemudikannya nampak ditumpangi penumpang wanita.
Baca juga: Desa Ini Dihuni 20 Orang Kembar, Ternyata Sudah Terkenal Sejak Tahun 2000, Berikut Kisah Uniknya
Suparji terlihat sedikit terburu-buru melaju di jalanan yang sedikit lega, di kawasan Alun-alun Kabupaten Pemalang.
Usai mengantar penumpang yang tak jauh dari alun-alun, ia bergegas menuju Masjid Agung Nurul Kalam yang ada di kawasan alun-alun Kabupaten Pemalang.
Kayuhan pedal becak Suparji pun dibarengi lantunan suara azan Salat Jumat.
Sesampainya di Masjid, ia langsung memarkirkan bencanya, lalu masuk untuk melaksanakan salat.
Usai melaksanakan salat, ia duduk di kursi depan becak yang ia parkirkan di depan masjid.
Sembari berharap ada penumpang yang menghampiri, pria berusia sekitar setengah abad itu berbincang dengan beberapa orang di sekitarnya.
"Nasib ya nasib, apa lagi di tengah pandemi Covid-19, tapi tidak boleh pasrah," tegas Suparji, saat berbincang mengenai pendapat menjadi pengayuh becak, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Viral Ibu Salat Tahajud di Atas Kasur saat Rumah Kebanjiran, sang Anak Ungkap Kisah di Baliknya
Di tengah keluhan yang disampaikan beberapa orang mengenai perekonomian di masa pandemi, Suparji hanya tersenyum tipis.
"Saya sudah susah dari muda, sekarang biasa saja. Jangan mengeluh, berusaha semampunya, saya yakin kalau rejeki sudah ada porsinya," tuturnya.