Ia yang duduk di lantai, dengan beralas tikar plastik, berulang kali melakukan sujud syukur.
Saat ia bersujud, Ani berucap, 'Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah'.
Lalu, Ani kembali duduk, air matanya bercucuran jatuh ke pipinya. Sesekali ia menyeka air matanya.
Ani terlihat berbicara sendiri, sembari mencoba menabahkan hatinya. "Alhamdulillah. Mamak janji nak, mencoba menahan air mata. Mamak sudah janji sama kakak, tidak akan nangis," katanya.
Ani tak lupa, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu keluarganya dalam menangkap pelaku.
"Saya berterimakasih. Alhamdulillah, Alhamdulillah. Sekarang kami mulai lega. Saya juga sudah janji sama anak saya (Riska Fitria) kalau sudah ditangkap pelakunya, saya akan makan, saya tidak lagi menangis," sebutnya saat ditemui di kediamannya.
"Ya Allah, terkabul doa kita," sambung Ani Kusmirawan sembari menangis.
Ani menceritakan kronologinya bahwa, Sabtu (20/2/2021) sore, korban pamit dari rumahnya untuk membeli kado untuk acara nikah sepupunya.
"Sabtu kemarin ada nikah sepupu, makan-makan di sini, jam setengah sepuluh (09.30 WIB) pagi, dia (korban) sudah pulang cepat, dari Polres Belawan untuk bantu acara di rumah," katanya.
Sekitar pukul 14.30 WIB, korban bersama temannya Sinta (14) yang juga tewas dibunuh, kemudian beranjak pergi dari rumah dengan alasan untuk membeli kado.
"Dia (korban) bilang, “Kakak mau pergi beli kado, kami (korban sama Sinta) ke pajak beli kado.” Saya jawab jangan mau lama-lama mamak gak ada yang bantuin. Ternyata tidak kembali lagi anak saya itu," kata ibu korban.
Sang Ayah, Alan ungkap bahwa anak ketiga dari enam bersaudara ini dikenal sosok yang baik dan mandiri.
"Anak saya ini tidak pernah mau mengeluh. Bahkan ia apa-apa membeli sendiri dengan uang hasil kerjanya. Kalau ia kepingin beli baju, ia selalu membelinya sendiri. Ia juga peduli kali sama kami," kata pria berambut lurus ini.
Meski mencoba tegar, pria berkulit sawo matang ini terlihat matanya berkaca-kaca, sesekali ia menundukkan kepalanya dan mengelap matanya dengan jemari tangan kanannya.
Alan menjelaskan bahwa putrinya bekerja di Polres Pelabuhan Belawan berawal saat praktek kerja lapangan (PKL) yang ditugaskan dari sekolahnya.
"Awalnya ia kerja praktek di sana (Polres Pelabuhan Belawan). Namun, setelah tamat, ia diminta bantu-bantu di Polres sebagai tenaga honor yang membantu dibagikan kesehatan," ujarnya.
Lanjut Alan, anaknya sempat berhenti sebagai tenaga honorer di Polres Pelabuhan Belawan, namun, lima bulan terakhir kembali dipanggil kerja.
"Sempat berhenti. Namun lima bulan terakhir ia kerja di sana lagi. Kami sudah percaya karena anak kami bekerja di Polres Belawan. Karena kami anggap lingkungan aman," ungkapnya.
Ia tak menyangka anaknya dibunuh dengan cara tragis dan dibuang di Kabupaten Sergai.
"Apa salah anak kami. Anak kami ini baik orangnya. Ia tidak pernah berbuat masalah," sebutnya.
(Victory Arrival Hutauruk/tribunmedan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul FAKTA BARU, Ternyata Riska Fitria dan Aprilia Cinta Sempat Dibawa ke Hotel dan Dieksekusi Aipda Roni