Kini klenteng tetap menjadi rumah ibadah bagi tiga agama, yaitu Konghucu, Budha dan Tao.
"Terkait status rumah ibadah sudah selesai, ya kita berdoa semoga covid-19 segera berlalu," katanya.
Sekjen Kemenag Nizar Ali juga menegaskan bahwa konflik di internal TTID Kwan Sing Tuban telah selesai.
Baca juga: Akibat Letusan Ban Truk, Tukang Tambal Ban di Tuban Meninggal Dunia
Tidak ada lagi perpecahan antar-agama di kelenteng tersebut dan semua pihak telah sepakat untuk kembali bersatu.
“Jadi, tidak ada lagi friksi-friksi, apalagi friksi antar-agama di sini,” kata Nizar Ali
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto mengakui toleransi keagamaan di kabupaten Tuban, Jawa Timur sebagai miniatur ke-Indonesia-an.
"Masyarakat sangat luar biasa mampu memaknai perbedaan dan saling support satu sama lain antara perbedaan-perbedaan keyakinan yang tetap satu kesatuan, keberagaman dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," terang Cak Nanto.
Ia juga mengingatkan kebhinekaan dalam bernegara adalah konsesus nasional seperti telah diajarkan pendahulu bapak pendiri bangsa.
"Negara Pancasila merupakan konsep Darul Ahdi Wa Syahadah yang sudah wariskan.
Kita tidak usah utak-atik proses konsesus dari founding father terdahulu. Karena kebhinekaan dan persatuan merupakan kekuatan besar di Indonesia," paparnya
Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pejabat Kemenag Hadiri Cap Go Meh di TITD Kwan Sing Bio Tuban, Sekjen: Ini Pengalaman Pertama