Pernah punya puskesmas pembantu
Dulu, kata Johanes, terdapat sebuah puskesmas pembantu (pustu) di desa tersebut. Namun, tak ada petugas medis yang mau bekerja di sana.
Pustu itu pun rusak dan tak bisa lagi digunakan.
Hal itu menyebabkan warga terpaksa menggotong Linda berjalan kaki sekitar 10 kilometer menuju Puskesmas Taniwel.
"Jarak ke Puskesmas Taniwel itu sekitar 10 kilometer ya, kalau dulu itu ada pustu tapi petugas tidak mau di sana jadi rusak," ujarnya.
Soal ada warga desa yang meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Puskesmas, Johanes tidak membantahnya.
Namun, ia mengaku kejadian warga meninggal dunia saat berjuang mendapatkan perawatan medis itu sudah terjadi beberapa tahun lalu.
Baca juga: Kisah Guru Honorer di Sukabumi Bergaji Rp 500 Ribu, Tantang Maut Seberangi Sungai Cikidang
Baca juga: Sedang Hamil 7 Bulan, Seorang Janda Muda Nekat jadi PSK, Jajakan Diri setelah Diceraikan Suami
"Memang ada (meninggal) tapi itu akumulasi ya, di daerah lain juga ada yang begitu, tapi ini sudah tahun-tahun yang lalu akumulasi dari tahun 2010, 2015, 2016 dan seterusnya," katanya.
Menurutnya, kondisi kesehatan yang memprihatinkan di wilayah itu bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas kesehatan semata tetapi semua pihak.
"Masalah kesehatan ini menjadi masalah bersma bukan dinas kesehatan saja," ujarnya.
Ia pun berjanji pihaknya akan mengoperasikan sementara Poliklinik Desa di Naniari untuk membantu masyarakat dalam kondisi darurat.
"Nanti kita siapkan Polindes nanti itu ada warga di sana mereka mau siapkan rumah sosial nanti kita sediakan tenaga medis dan obat-obatan," ungkapnya. (Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu yang Hendak Melahirkan Ditandu Lewati Jalan Berbukit Selama 6 Jam, Bukan Kejadian Pertama"