Tribunnews.com Network harus melewati jalan tanah di area persawahan sepanjang lebih kurang 3 Km hingga sampai ke Kampung Sumbulan.
Jalan tersebut hanya cukup dilewati satu mobil dan akan mentok di kampung Sumbulan.
Menuju ke Kampung Sumbulan ini tak sedikit warga yang juga sungai dengan meniti jembatan bambu dari Desa Singosaren, yang dibuat oleh warga untuk akses ke Persawahan ataupun menuju satu-satunya masjid yang berada di lingkungan Sumbulan.
Kampungnya Sunyi, Hanya Masjid yang Ada Aktivitas
Akhirnya Tribunnews.com Network sampai ke Kampung Sumbulan.
Hanya ada empat rumah yang masih berdiri di kampung yang sering disebut Sumbulan tersebut sunyi.
Pintunya tertutup dan nampak tidak ada aktivitas sama sekali.
Sebagian rumah nampak sudah reot dan struktur bangunannya sudah rusak.
Satu-satunya bangunan yang masih digunakan aktivitas adalah masjid.
Halaman masjid tua tersebut terlihat asri dengan payungan pohon Sawo Kecik yang rindang dan hiasan bedug masjid tua yang masih terawat.
Tohari, seorang eks warga kampung Sumbulan yang sehari-hari menyempatkan diri untuk menengok kampung halamannya tersebut.
Ia selalu mampir ke kampung halamannya tersebut sepulang dari sawahnya.
Tohari tidak ingin masjid di kampung tersebut mangkrak tak digunakan sama sekali.
"Sepulang dari sawah saya ke sini. Untuk Salat Dhuhur dan Salat Ashar," jelas Tohari.