"Sewaktu kecil sekitar tahun 1971 bangunan pesantrennya roboh.
Sejak itu dan bahkan sebelumnya sudah banyak yang meninggalkan Sumbulan," lanjutnya.
Hingga terakhir tahun 2016 kampung tersebut benar-benar kosong tanpa penghuni satu pun.
Akses Jalan Jadi Alasan Warga Tinggalkan Kampung Sumbulan?
Mayoritas, penyebab warga Kampung Sumbulan pindah adalah akses jalan yang sulit.
Alasan Marno salah satu eks warga pindah dari Kampung Sumbulan karena akses jalan yang sulit.
Ia bercerita sewaktu kecil ia harus berjalan berkilo-kilo meter di jalan setapak untuk sampai di jalan raya.
"Sekarang yang aktif ya hanya masjid itu. Orang-orang di utara sungai juga jarang ke masjid itu karena aksesnya hanya jembatan bambu," kata Marno.
Setelah menyebrang sungai, warga masih harus melewati jalan tanah yang menanjak.
"Tapi kalau hari raya, mereka salat Idul Fitri di masjid itu.
Beberapa warga asli Sumbulan juga berkumpul untuk menjenguk kampung halamannya," jelasnya.
Marno dan beberapa warga berharap jalan menuju Sumbulan diperbaiki, sehingga warga bisa mengakses kampung halamannya dengan mudah.
"Sebenarnya ya enak saja tinggal di sini. Listrik juga sudah ada. Tapi tidak ada tetangganya," jelas Tohari.
Jika akses jalan diperbaiki, tidak menutup kemungkinan banyak warga yang akan kembali tinggal di kampung tersebut.
((Surya.co.id/Sofyan Arif Candra Sakti)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Melihat Dari Dekat Sumbulan, Kampung Tanpa Penghuni di Pelosok Kabupaten Ponorogo,