Ia bercerita sewaktu kecil ia harus berjalan berkilo-kilo meter di jalan setapak untuk sampai di jalan raya.
"Sekarang yang aktif ya hanya masjid itu. Orang-orang di utara sungai juga jarang ke masjid itu karena aksesnya hanya jembatan bambu," kata Marno.
Setelah menyebrang sungai, warga masih harus melewati jalan tanah yang menanjak.
"Tapi kalau hari raya, mereka salat idul Fitri di masjid itu. Beberapa warga asli Sumbulan juga berkumpul untuk menjenguk kampung halamannya," jelasnya.
Marno dan beberapa warga berharap jalan menuju Sumbulan diperbaiki sehingga warga bisa mengakses kampung halamannya kapan saja dengan mudah.
Jalan Berliku Menuju Sumbulan
Letaknya tak jauh dari pusat kota Ponorogo Jawa Timur, namun Sumbulan nama kampung di Bumi Reog ini justru ditinggalkan penghuninya.
Bagaimana suasana di kampung di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan ini?
Surya co.id (Tribunnews.com Network) menelusuri di kampung yang berjarak 10 Km dari pusat kota Ponorogo ini.
Walaupun tidak terlalu jauh dari pusat kota, Kampung Sumbulan memang terbilang terpencil.
Warga harus melewati jalan setapak lebih dari 3 Km di tengah hamparan sawah yang jauh dari kampung lainnya.
Walaupun tak terlalu jauh dari pusat Kecamatan Ponorogo, untuk menuju kampung Sumbulan memerlukan waktu tempuh hampir satu jam.
Tribunnews.com Network melewati jalan Niken Gandini.
Dari Jalandi kawasan Desa Setono Kecamatan Jenangan ini menjumpai gang di samping lapangan Seblabur di dekat SMKN 1 Jenangan.