"Jalur ini memang rawan kecelakaan," ujar Hery.
Menurutnya, hasil olah TKP nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi agar tidak lagi terjadi kecelakaan di lokasi itu.
"Kita evaluasi semuanya untuk jangka pendek hingga jangka panjangnya, termasuk evaluasi keberadaan guard rail, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia," paparnya.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munur juga menyampaikan, lokasi kecelakaan bus di Tanjakan Cae memang rawan kecelakaan.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," katanya.
Menurutnya memang perlu ada penanganan khusus di Tanjakan Cae agar tak lagi memakan korban.
"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecamatan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya.
Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini," kata dia.
4. Sopir diduga kurang memahami medan
Warga sekitar, Waslim menyebut daerah tersebut memang berkelok-kelok, sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati.
Dia menduga jika sopir tidak paham dengan medan di jalan itu.
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham," katanya.
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," tambah Waslim.
Baca juga: Ibu dan 2 Keponakannya Jadi Korban Kecelakaan Bus di Sumedang, Lia: Tak Sangka Itu Lambaian Terakhir
Seperti diketahui, bus Sri Padma Kencana jatuh ke jurang di Tanjakan Cae Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).