News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Ritual Aliran Sesat Mandi Bersama tanpa Busana, MUI Pandeglang: Sudah Dibina, Kini Muncul Lagi

Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021)

TRIBUNNEWS.COM - Heboh ritual diduga aliran sesat dilakukan di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Sebanyak 16 orang yang terdiri dari delapan pria, lima wanita, dan tiga anak-anak mandi bersama.

Kegiatan tersebut dilakukan di penampungan air PT GAL yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit.

Wakapolres Pandeglang, Kompol Riky Crisma Wardana, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (11/3/2021) pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Kakek Berusia 80 Tahun Nekat Lompat Dari Atas Kapal di Pelabuhan Merak Banten, Diduga Depresi

Baca juga: Akhir Kisah Pesta Pangaribuan, Tuntut Hak Anak dari Anggota Polisi yang Berdinas di Siak

Mengetahui hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang, Hamdi Ma'ani, menyebut ajaran itu menyimpang dan sudah pernah dilakukan pembinaan oleh tokoh masyarakat dan MUI Cigeulis.

Hamdi mengatakan, kelompok pengikut Hakekok sudah terdeteksi beberapa tahun lalu di Desa Karangbolong, Cigeulis.

"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata Hamdi, dilansir Kompas.com.

Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita, angkat bicara terkait muncul aliran yang diduga sesat tersebut.

Dirinya mengaku prihatin lantaran aliran itu muncul di wilayah yang disebut kota santri.

"Prihatin kita semua, hal-hal tidak kita duga, harus kita rembukan sama-sama," kata Irna.

Irna mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan MUI untuk melakukan pembinaan kepada 16 warga yang terlibat dalam ritual aliran Hakekok tersebut.

Baca juga: Update Kasus Pembuangan Bayi di Gresik, Pelaku Berhasil Diciduk Polisi, Diduga Masih di Bawah Umur

Baca juga: Sumpah Setia ke AHY, Bupati Lebak Iti Octavia Siap Kirim Santet Banten ke KSP Moeldoko

Warga Sekitar Resah

Video ritual mandi bersama yang diikuti oleh 16 orang tanpa berbusana beredar di masyarakat.

Warga sekitar yang resah atas adanya aliran sesat tersebut akhirnya melapor ke Polres Pandeglang.

Diwartakan oleh Tribun Banten, ritual mandi bersama tanpa berbusana tersebut dipimpin oleh ketua aliran Hakekok berinsial A (52).

Menurut polisi, A melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.

Aparat kepolisian pun akhirnya mengamankan pimpinan Hakekok berinisal A dan para pengikutnya.

Imah (40), warga setempat mengatakan, dirinya sangat terkejut dengan adanya pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap pimpinan Hakekok.

"Kaget, karena saya juga tidak tahu ada apa sebenarnya. Posisinya disitu lagi ngejemur pakaian, tiba-tiba polisi datang dan menangkap," ujar Imah.

Baca juga: Bupati Irna Narulita Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19 di Pandeglang

Baca juga: Jokowi Harap Bendungan Sindangheula Bisa Kendalikan Banjir di Wilayah Serang Banten

Lokasi Desa Sulit Dijangkau

Diketahui butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tempat kelompok Hakekok tersebut tinggal.

Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.

Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.

Setiba di lokasi, terdapat sebuah perkampungan warga di Desa Karangbolong.

Perkampungan tersebut terbilang sepi. Jarak antar rumah sekitar 300 meter.

Warga kampung tersebut menyatakan masih sangat takut untuk keluar lantaran pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada kemarin sore.

(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi) (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan) (Kompas.com/Acep Nazmudin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini