TRIBUNNEWS.COM - Nasib malang menimpa puluhan anak di bawah umur di sebuah asrama sekolah Distrik Wania, Mimika, Papua.
Bagaimana tidak, 25 anak asrama sekolah itu menjadi korban pelecahan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum pembina.
Dikatakan Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Hermanto, Kasus tersebut terungkap setelah pada Selasa (9/3/2021) lalu.
Malam itu sekira pukul 22.30 WIT, pelaku berinisial DFL (30) melakukan perbuatan tak pantas kepada salah satu murid.
Saat itu pelaku membangunkan korban yang tengah tertidur.
Korban kemudian dipaksa pelaku untuk diajak ke kamar mandi pembina.
Baca juga: Kelakuan Ayah yang Cabuli Putri Kandung di Koja Bikin Polwan Merinding: Lebih dari Binatang
Di dalam kamar mandi, pelaku melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap korban.
Korban menolak dan akan melaporkan perbuatan pelaku kepada pembina lainnya.
Namun, pelaku mengancam akan memukul korban sehingga perbuatan tidak senonoh itu terjadi.
"Saat terdengar suara teman-teman korban dari luar kamar mandi, pelaku lalu menyuruh korban keluar," kata Hermanto, kepada wartawan.
Baca juga: Istri Kerja dari Pagi Sampai Malam, Pria di Koja Malah Tega Cabuli Putrinya yang Masih Remaja
Baca juga: Terungkap Alasan Sopir Bus Pariwisata Padma Kencana Pilih Tanjakan Cae, Korban Tewas Jadi 29 Orang
Baca juga: Tabiat Asli Nadya Arifta pada Teman dan Dosen Selama Kuliah Terkuak, Jadi Primadona Kampus?
Saat korban keluar dari kamar mandi, kata Hermanto, ada beberapa teman korban atau penghuni asrama lainnya.
Mereka pun diminta oleh pelaku kembali ke kamar asrama, sambil memukul korban dengan menggunakan kabel.
Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polres Mimika, pada Jumat (12/3/2021).
"Setelah ditelusuri, ternyata bukan hanya satu korban yang mengalami pelecehan seksual dan kekerasan oleh pelaku," ujar Hermanto.
Menurut Hermanto, berdasarkan data sementara hasil pemeriksaan penyidik terdapat 13 anak mengalami pelecehan seksual, dan 12 anak mendapat tindakan kekerasan.
Pelaku pun telah diamankan dan telah mengakui perbuatannya.
Pelaku mengakui bahwa perbuatan tidak terpuji itu sudah dilakukan sejak 20 November 2020.
"Korban kekerasan ada 12 orang, dan korban pelecehan ada 13 orang," pungkas Hermanto.
Baca juga: Ajaran Sesat Hakekok Pernah Muncul Sejak Tahun 2009, Padepokan di Pandeglang Pernah Dibakar
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "25 Anak Asrama Sekolah di Timika Jadi Korban Pelecehan Seksual dan Kekerasan"