TRIBUNNEWS.COM - Ase Hidayat (43) menjadi salah satu korban selamat dalam kecelakaan bus di Sumedang.
Ia berhasil selamat dari kecelakaan maut itu bersama dua anaknya.
Namun, Ase harus kehilangan adik kandungnya untuk selama-lamanya.
Ase Hidayat, Aan Anwar Sadad (38), Davita Nur Hidayat (10), dan Pahira Nur Hidayat (7), merupakan tiga di antara 65 penumpang bus Sri Padma Kencana yang masuk jurang di Tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).
Pada peristiwa nahas yang menewaskan 29 penumapng tersebut, Ase mengalami luka ringan. Sedangkan, dua anaknya mengalami luka berat.
Namun, Ase harus kehilangan adik kandungnya Aan dalam kejadian itu.
Ase mengatakan, ia bersama dua anak dan adiknya duduk berjauhan di dalam bus dalam rombongan SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang, ini.
Saat bus masuk ke dasar jurang, ia terpental hingga keluar bus.
Baca juga: Penumpang Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang Beri Kesaksian: Cium Bau Aneh hingga Terpental
Baca juga: Pengelola PO Sri Padma Kencana Ungkap Asal-usul Sopir dan Bus yang Alami Kecelakaan Maut di Sumedang
"Saat itu saya merasakan sakit pada beberapa bagian tubuh. Tapi yang ada dalam pikiran saya saat itu dua anak dan adik saya," ujar Ase saat menemani anaknya yang tengah dirawat di ruang III A RSUD Sumedang, kepada Kompas.com, Jumat (12/3/2021).
Dalam kondisi panik melihat banyaknya korban, Ase mendengar suara rintihan seorang anaknya.
"Saat mencari itu, saya mendengar anak saya Pahira memanggil-manggil saya, 'ayah, ayah'. Lalu saya mencari sumber suara itu," tutur Ase.
Setelah cukup lama mencari, Ase akhirnya menemukan anaknya dalam kondisi terjepit badan bus dengan posisi kepala di bawah tanah dan kaki terjepit di dalam bus.
"Jadi posisinya itu tergelantung. Kepala anak saya mengadap tanah (seperti menancap di tanah). Karena susah diangkat saya cakar-cakar tanahnya dengan tangan. Setelah itu saya mengangkatnya dan mengeluarkannya dari bus," sebut Ase.
Sementara anak Ase lainnya, Davita ditemukan di luar bus dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Setelah dua anaknya ditemukan, Ase berupaya mencari adiknya. Namun, dia menemukan adiknya sudah meninggal.
Ase menyebutkan, tidak menyangka kejadian tersebut dialaminya bersama adik dan kedua anaknya.
"Saya ikhlas, saya sudah ikhlas," kata warga Dusun Nangkod RT 06/02, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang ini sambil menyeka air mata.
Ase mengatakan, sebelum menempuh perjalanan dari Subang menuju ke lokasi wisata ziarah Pamijahan via Bandung, dia dan sejumlah temannya di dalam bus merasakan hal yang janggal.
"Dari Bandung sebelum berangkat itu, Pak Imam (32, (korban selamat, bilang ke sopir mencium bau sangit. Kata sopir itu bilangnya, baru ganti kampas rem, tidak akan jadi masalah, itu bau seperti itu sudah biasa karena habis ganti kanvas rem itu," tutur Ase.
Ase juga tidak bisa menduga penyebab sebenarnya hingga bus tersebut masuk jurang.
Saat ini, Ase hanya berharap, kedua anaknya bisa kembali sembuh seperti sediakala.
Baca juga: Calon Pengantin jadi Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sumedang, Korban Sempat Dilarang Ibu Pergi
"Adik saya orang baik. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," kata Ase.
Sebelumnya diberitakan, 63 siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, menggelar study tour dan ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya.
Lalu, pada Rabu (10/3/2021), bus PO Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae.
Diduga sopir bus tak mengenal medan di tanjakan yang dikenal ekstrem tersebut.
Bus dilaporkan sempat oleng, lalu terjun ke jurang sedalam belasan meter. Bus tersebut memiliki 63 kursi. Namun, korban yang ditemukan 65 orang.
(Kompas.com: Kontributor Sumedang, Aam Aminullah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ayah Selamatkan 2 Anaknya dalam Kecelakaan Bus Sumedang, Harus Kehilangan Adik Tersayang"