Laporan Wartawan Tribun Kaltim Mohammad Fairoussaniy
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Anak di bawah umur yang terjerumus dalam prostitusi online perlu atensi khusus.
Pasalnya dua kali kepolisian Samarinda mengungkap bisnis haram ini, mereka bergaul di lingkungan yang buruk dan terpapar konten negatif dari gadget.
Baru-baru ini terungkap, anak di bawah umur menjadi korban eksploitasi mucikari yang memang sengaja menawarkan jasa pada para pria hidung belang.
Fenomena remaja menjadi korban bisnis haram mendapat sorotan dari Sosiolog Unmul Sri Murlianti, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (18/3/2021) petang.
Menurut Sri, sapaan akrabnya, maraknya remaja yang terlibat di dalam praktek prostitusi lantaran beberapa faktor, mulai faktor sosial maupun ekonomi.
Dalam pergaulannya, remaja masa kini terpengaruh oleh gaya hidup yang tidak seharusnya mereka lakukan, tentunya lingkaran pergaulan yang cenderung negatif ditambah pengawasan orangtua yang lemah memudahkan anak remaja terjebak.
Baca juga: Kompol AS dan Dua Kaki Tangannya Tak Berkutik Setelah Dilaporkan Muncikari dan PSK yang Diperas
Lebih-lebih lagi, kini remaja saat ini bisa dengan mudah terpapar konten-konten negatif yang muncul di gadget atau ponsel pintarnya.
"Anak-anak jika dilepas dengan gadget masing-masing, yang tidak dikontrol, apapun bisa masuk. Kita tidak dapat mengerti (konten) apa yang masuk kepada anak-anak tersebut itu yang berada di keluarga. Lalu kemudian di lingkungan itu juga apa yang diajarkan oleh lingkungan itu penting," jelasnya.
Di samping itu, gaya hidup konsumtif dan hedonis yang mereka sering lihat, membuat para remaja ikut terjebak.
Lalu, ikut dengan pola hidup materialistik yang dipandang lumrah, tetapi dengan jalan yang salah (singkat).
"Apapun wacana yang mengepung kehidupan kita, bukan hanya remaja, merupakan wacana hedon. Wacana yang cenderung melihat (mementingkan) penampilan luar, jadi larinya ya kesini, mencari cara bagaimana mencari uang dengan mudah," beber Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unmul ini.
Sri menyarankan, para orangtua bisa mengawasi lingkungan sekitar serta harus lebih peka terhadap pergaulan sang anak.
Baca juga: Pria Berusia 52 Tahun di Kota Samarinda Meninggal Saat Berkendara, Diduga Alami Sesak Nafas
Perilaku menyimpang anak jika dibiarkan maka akan berdampak parah.
Remaja yang memang belum matang secara pemikiran, bisa dengan mudah diiming-imingi oknum atau seseorang yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Pelaku Prostitusi Seorang Residivis Narkoba di Samarinda, Keuntungan Dipakai Judi Online
"Jika kontrol dari orangtua lemah dan adanya pembiaran maka akan mengerikan (dampaknya). Tetapi, kita harus kembali dengan komunikasi melalui emosional dalam arti dari hati ke hati," sebutnya.
"Dengan memastikan bahwa anak merasa dilindungi, diperhatikan, dan disayangi. Tumbuhkan rasa bahwa anak sangat berarti dalam keluarga. Namun, ketika anak tidak merasakan hal itu, pasti akan menjadikan pembenaran di luar sana," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Sosiolog Unmul Samarinda Soroti Remaja Terjerumus Prostitusi, Lingkungan Buruk dan Konten Negatif